Algeri Jayadinata

106 32 4
                                    

Pagi itu hari yang cerah. Bianca memulai paginya dengan sarapan pagi bersama ibu dan kakak laki lakinya.


"Mah, papah kapan pulang?" tanya Bianca ditengah acara sarapan pagi.

"Bulan depan sayang, tunggu aja ya, sayang" jawab Dara, ibunya.

Bianca pun hanya mengangguk mengiyakan lalu melanjutkan sarapannya yang tertunda.

"Ca! Cepet gue udah mau telat nih! Ada acara dulu" ajak kakak laki laki Bianca yang bernama Albarra.

"Bentar bang dikit lagi nih, tanggung" balas Bianca yang mulutnya masih dipenuhi roti sarapannya, dengan cepat Bianca menghabiskan sarapannya lalu menyalami Dara dan disusul oleh Barra yang menyalami Dara pula.

"Assalamualaikum, kita berangkat dulu, Mah" Ucap Bianca dan Barra bersamaan.

Sesampainya disekolah, seperti biasa Barra memarkirkan motornya di parkiran. Tapi tidak biasa bagi Bianca karena ini adalah hari pertamanya ia menginjakan kaki di SMA Angkasa. Iya dia masih junior disini.

"Bang, anter nyari kelas. Takut nih gue" pinta Bianca pada kakaknya.

"Udah gede! Jangan manja! Gue banyak urusan" Barra pergi melenggang meninggalkan Bianca yang masih celingukan.

Perlu diketahui, Barra merupakan ketua OSIS di SMA Angkasa. Jadi wajar pula dia sibuk.

Apalagi ini hari pertama masuk sekolah bagi siswa siswi baru kan?

Bianca menghela nafas. Ia celingak celinguk mencari bantuan pada orang lain untuk mengantarnya ke kelas barunya.

"Hey!" Kejut seseorang dari arah belakang tubuh Bianca. Orang itu memegang bahu Bianca.

Bianca menoleh lalu mendapati ada seorang lelaki yang berpenampilan sedikit berantakan tapi tetap tampan dengan gayanya yang jeger.

Cowok itu memiliki mata biru yang indah dan itu membuat Bianca terpaku melihat keindahan matanya.

"Lo.. Lagi nyari kelas?" Tanya cowok itu.

"Gue nyari mading pengumuman kelas" balas Bianca seramah mungkin.

"Ooh, pasti lo anak baru ya?"
Bianca tersenyum lalu mengangguk.

"Kenalin, gue Algeri. Kakak kelas lo, kelas 12" ucap Geri sambil mengulurkan tangannya.

"Panggil gue Geri aja" lanjutnya.
Bianca menatap heran uluran tangan Geri lalu membalas uluran itu dan tersenyum ramah.

"Bianca"

Geri tersenyum. Entah kenapa wanita dihadapannya kini begitu menarik.

Penampilan sederhana dengan rambut coklat yang menjuntai indah.

Sepertinya cewek yang dihadapan Geri ini keturunan asli indonesia karena bisa terlihat dari iris matanya yang berwarna coklat.

"Boleh gue anter lo? Barangkali lo bingung nyari kelas baru lo?" Bianca hanya mengangguk lalu tersenyum.

Saat berjalan masuk sekolah, Geri melihat Bianca yang sepertinya kepanasan. Itu terlihat dari keringat yang mulai keluar dari dahi Bianca.

Padahal ini masih pagi, namun atmosfernya meningkat saat Bianca berdekatan dengan Geri yang notabenenya orang asing di hidupnya.

Tiba tiba Geri menyodorkan sapu tangan yang ia biasa ia bawa pada Bianca secara cuma cuma.

"Eh?" Bianca menatap Geri aneh.

Baru saja beberapa menit yang lalu berkenalan tapi cowok ini seperti merasa sudah lama mengenal Bianca.

"Lo keringetan. Lap dulu nih" Geri semakin menyodorkan sapu tangan tadi.

Bodohnya, Bianca malah mengusap keringat nya dengan tangannya dan mengabaikan tawaran Geri tersebut. Geri yang melihat itu pun merasa gemas.

Baru kali ini ada wanita yang berani mengabaikannya.

Geri pun mendekat pada Bianca lalu mengusap keringat cewek itu dengan sapu tangannya secara perlahan. Bianca terpaku.

Ia tidak pernah memiliki seorang kekasih, berarti tidak pernah pula mendapat perlakuan manis walau itu hanya dari hal yang terkecil.

"Tangan lo kotor" Ucap Geri setelah mengelap keringat di dahi Bianca.

Bianca hanya tersenyum melihat perlakuan manis yang Geri berikan padanya.

Baru kali ini ada lelaki yang memperlakukannya seperti seorang putri. Bahkan, Barra sekalipun tidak pernah melakukan hal semanis ini.
Disekolah ini Bianca mengenal Geri sebagai teman sekaligus kakak kelas nya yang pertama.
Algeri Jayadinata.

TBC!

Fabian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang