Fabian Brilliano

86 31 3
                                    

#Author POV

KRIING!
Terdengar bel istirahat berbunyi. Semua siswa SMA dan SMP Angkasa berhamburan keluar kelas menuju kantin, taman, rooftop, dan lain sebagainya. Bianca dan Reva memilih untuk makan di kantin.

"Jadi, nama lo Bianca? Biasa dipanggil apa lo? Maap maap aje nama lo kepanjangan buat disebut" tanya Reva pada Bianca saat berjalan menuju kantin.

"Biasanya sih dipanggil Caca" tutur Bianca lembut sambil tersenyum manis. Reva hanya mengangguk anggukan kepalanya lalu ber oh ria.

"Eh, eh liat tuh!" Tunjuk Reva pada Bianca. Ia menunjukan tangannya pada meja yang berisi sekumpulan cowok entah itu kelas berapa tapi kelihatannya seperti senior disini.

"Kenapa emangnya?" tanya Bianca setelah menyipitkan matanya melihat sekumpulan cowok tadi.

"Itu tuh kumpulan cogan keren anak anak OSIS SMA Angkasa!" ucap Reva antusias. Bianca hanya ber oh ria.

Lagipula ia tidak mengenal sekolah ini kan? Jangankan sekolah, orang orang didalamnya saja tidak ia kenali. Berbeda dengan Reva yang sejak SMP sudah bersekolah disini. Jadi ia lebih tau apapun dibanding dengan Bianca.

"Lo gak tertarik gitu?" Tanya Reva sat menyadari bahwa lawan bicaranya ini sangat biasa saja saat ditunjukan sekumpulan cogan.

"Abang gue ketosnya jadi b-aja sih" Lanjut Bianca dengan tenang.

"SERIUS?!" Reva berteriak dengan spontan dan itu membuat semua orang yang sedang berada di kantin pun melirik mereka berdua. Mendadak  mereka berdua menjadi sorotan.

Bianca yang merasa malu pun dengan cepat menarik tangan Reva agar segera duduk di bangku yang kosong.

Bangku itu terletak tepat di belakang bangku sekumpulan anak cogan tadi.
Setelah duduk, Bianca merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ca, lo harus tahu. Kak Barra tuh idaman banget"

Bianca mengernyit. Kenapa ada wanita yang terpikat pada kakaknya yang menyebalkan itu?

"Idaman belah mana nya, coba. Ngeselin gitu orangnya"

"Nih ya udah mana ganteng, ketos, baek, jadi gak mungkin kalau dia nyebelin ah pokonya unceh unceh deh" tutur Reva yang membuat Bianca merasa geli.

Reva mendekat pada Bianca lalu berbisik. "Gue nyarter ya, Ca" dan itu sukses membuat Bianca terkekeh.

Setelah obrolan singkat tadi, Reva pergi memesankan makanan untuk dirinya dan juga Bianca tentunya.

Setelah mengunggu lumayan lama, akhirnya pesanan mereka pun datang dan Bianca permisi untuk mencuci tangannya di wastafel yang terdapat di kantin itu.

DUK!

Dahi Bianca membentur sesuatu yang berbau maskulin. Ternyata itu adalah seorang lelaki yang ia pernah lihat wajahnya tapi tak ingat itu siapa.

"Umm, maaf" ucap Bianca sambil membungkukkan setengah badannya.

Cowok itu menatap Bianca dingin. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya.

Fabian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang