Mission'3

6 3 0
                                    

Dikelas, terlihat Bianca sedang duduk di bangkunya hingga Reva datang mengejutkannya.

"Ca, gila lo ya! Kemana tadi? Gue tungguin kagak nongol nongol, eh gataunya lo malah ke kelas" cerocos Reva saat melihat Bianca berada didalam kelas.

Dengan polosnya, Bianca hanya terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gini Rev, jadi tadi tuh..."

Bianca menceritakan semuanya tentang kejadian yang memalukan seperti tadi.

"Anjay, gila lo ya HAHAHA" Reva tertawa keras saat mendengar cerita Bianca barusan.

"Gue malu banget, Rev"
Bianca memasang mimik wajah malu nya.

"Udah lah kan gak ada yang liat lo gitu HAHAHA" Reva tertawa terbahak hingga merasa perutnya sakit akibat tertawa terlalu keras.

Tak lama selepas itu, Bianca dan Reva melanjutkan pelajarannya lagi hingga bel pulang sekolah berbunyi.

Saat pulang sekolah, Bianca harus melakukan hal yang memalukan lagi. Mencegat Fabian untuk pulang bersama dengannya.

Hufft, lo bisa Ca!

Bianca menyusuri parkiran. Ia mencari letak mobil Fabian berada.

"Yaampun, gue lupa!" Bianca menempelkan tangannya ke jidatnya lalu berputar kembali menuju kelasnya.

Saat dikelas, Bianca mencari cari letak barangnya itu. Barang itu adalah dompetnya.

"Gue tadi perasaan taro disini, kok gaada ya" Bianca terus mencari hingga ke loker miliknya namun nihil. Dompet miliknya tidak ada disana.

Masih belum pasrah, Bianca menyusuri jejak yang ia lewati tadi. Bianca terlalu memfokuskan pandangannya kebawah hingga jidatnya terbentur sesuatu.

Gawat ni gue nabrak siapa lagi?

Bianca mendongakkan kepalanya, melihat seseorang yang berada didepannya. Ternyata itu adalah seniornya, Geri.

"Eh kak Geri" Bianca memasang cengiran kuda nya pada Geri.
Bianca terkadang merasa sangat gugup bila harus dihadapkan dengan pandangan cowok tampan seperti Geri ini misalnya.

"Lo nyari ini?" Geri menunjukkan sesuatu yang tak lain itu adalah dompet Bianca yang sedari tadi ia cari cari.

"Loh kok bisa ada di kakak?" tanya Bianca yang mulai meraih dompet miliknya itu. Tak terasa tangan mereka bersentuhan dan itu membuat keduanya saling melempar tatapan yang sulit diartikan.

Beberapa detik, Geri pun tersadar lalu menjauhkan tangannya dari tangan Bianca.

"Eum, tadi jatoh disono tuh" Geri terlihat lebih gugup dengan wajahnya yang mulai memerah dan ucapannya yang terdengar gelagapan. Bianca yang polos pun hanya menjawabnya dengan tersenyum sambil ber oh ria.

"Thanks ya kak!" ucap Bianca dengan senyuman manisnya.

"Eh, lo kok belum pulang?" tanya Geri mengalihkan pembicaraan.

"Yah kan tadi aku cari dompet ku dulu, jadi sampe bablas gini, hahaha"

Bianca terkekeh dengan fikirannya yang masih terngiang tentang beberapa kejadian yang dialaminya hari ini.

"Bareng gue aja, gimana?" Ajak Geri tiba tiba yang membuat Bianca melongo hebat.

Kemaren kak Dieva ngajak pulsek bareng, sekarang kak Geri. Ada apa sih.

"Eum, gimana yah kak" Bianca terlihat berfikir sejenak sebelum mengambil keputusan.

"Kenapa?"

Bianca bingung sekali, ia harusnya pulang bersama Fabian untuk menyelesaikan misi nya namun hari sudah mulai larut dan tidak mungkin Fabian masih berada disekolah bukan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fabian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang