7. Fahreyza Aryagha: Teman atau musuh?

816 79 6
                                    

Yeyy aku kembaliii🌈🦋

Teken dulu yuk bintang nya sebelum baca😗

Cek mulmed diatas yuk☝🏻🤪

Happy reading!💖

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Biasanya di hari pertama sekolah, anak-anak pasti akan berkenalan dengan temannya satu sama lain. Berbeda dengan ku yang disambut oleh gunjingan menyakitkan. Sangat jauh dari kata bahagia."
-Fahreyza Aryagha

Tidak ada yang melarang untuk bereskpetasi. Hanya saja, jangan terbang terlalu tinggi jika akhirnya kita akan jauh jatuh ke bawah.
-She Gave My World Colour

•••

Tak terasa, kini Rey sudah menyelesaikan pendidikan di bangku Taman Kanak-Kanak. Ia bahkan sudah selesai mengikuti acara perpisahan yang diadakan oleh pihak sekolahnya. Sekarang, mobil sport berwarna black itu sedang berada diperjalanan untuk segera pulang ke rumah yang selama ini ditempati oleh Rey.

Bayangan teman-temannya yang pergi tadi selalu berada dibenak bocah itu. Bayangan tersebut hilang saat benak Rey memikirkan pendidikan yang akan ia tempuh selanjutnya. Sekolah dasar.

Apakah sekolah disana seasik sekolah Rey yang sebelumnya? Bagaimana jika teman-temannya disana tidak sebaik temannya dahulu?

"Belalti Eey punya temen balu lagi disana?" batin Rey bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.

"Emm, kalau temen-temen disana gak suka sama Eey gimana?"

"Apalagi kalo meleka benci sama Eey?"

"Meleka baik enggak, ya?"

"Eh enggak-enggak! Meleka pasti baik! Iya, meleka pasti baik."

Selama diperjalanan Rey kecil hanya diam dan berdebat batin dengan dirinya sendiri. Pikiran bocah malang itu kini sedang kalut dan bercampur aduk. Ia senang akan menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi dan di sekolah barunya, tetapi disisi lain Rey sedikit kecewa dan murung karena kedua sahabat yang akrab dengannya sudah pergi dari kota ini.

Pergi jauh dan entah kapan mereka akan bertemu kembali.

"Kita udah sampai, den," sahut supir yang memecahkan lamunan Rey yang panjang.

"E-eh iya pak." Rey mengedipkan mata nya dan kini ia sudah mulai keluar dari pintu lamunannya. "Makasih ya pak, Eey pelgi dulu. Dadahh."

Rey turun dari mobil sport hitam yang ia tumpangi lalu melambai-lambaikan tangannya kepada Pak Supir. Ia berjalan menuju gubuk kecil yang kira-kira berada di belakang mansion lengkap dengan segala kemewahan milik Zen itu.

She Gave My World Colour: ReySanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang