2. Fahreyza Aryagha: Dia yang sebenarnya

1.4K 95 18
                                    

Jika seseorang memberi mu kepercayaan, berarti ia telah menganggap mu sebagai orang yang termasuk penting dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika seseorang memberi mu kepercayaan, berarti ia telah menganggap mu sebagai orang yang termasuk penting dalam hidupnya. Kepercayaan harus di jaga, bukan di rusak. Karena kepercayaan hanya datang sekali, tidak dua maupun seterusnya.
-Nabella Zahra. A

Rey kecil masih mengedarkan pandangannya sambil berputar-putar untuk melihat secara rinci isi ruangan itu. Rey mengucek-ngucek matanya yang tak gatal atau pun perih.

"Iti luanan na tok alang Eey emua?" tanya nya bingung.

Beratus pertanyaan muncul dibenaknya. Mulai dari peeubahan sikap om Zen, lalu Om Zen yang menyuruh bodyguard nya untuk mengantar Rey kesini, hingga gubuk yang kini ditempatinya dan berisi semua barang miliknya.

"Lumah na ndak ada inding ya," ungkap Rey kecil sambil meneliti sisi demi sisi gubuk itu yang hanya dilapisi oleh anyaman kayu yang sudah dikeringkan terlebih dahulu.

"Lumah na ndak ada inding ya," ungkap Rey kecil sambil meneliti sisi demi sisi gubuk itu yang hanya dilapisi oleh anyaman kayu yang sudah dikeringkan terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rey mencoba keluar dari gubuk tersebut. Yang pertama kali ia tangkap adalah pemandangan alam yang indah nan asri. Tumbuh-tumbuhan yang hijau dan pohon-pohon yang rindang menghiasi daerah sekitaran gubuk itu. Rey kecil menatap kagum, "Emananan na agus."

Walaupun Rey kecil tak biasa tinggal di gubuk seperti ini, tetapi dia tetap senang. Bahkan halaman yang terbentang luas dengan warna hijau itu jauh lebih bagus daripada lantai keramik megah yang biasa ia pijak, pikirnya.

"Loh? Ntu Om En kok ke'ini?" tanya Rey kecil gelagapan mengingat tampang dingin Zen.

Zen menghampiri bocah lugu itu dan lagi lagi ia tersenyum miring. Enggak bosen apa itu mulut senyum nya miring melulu. Mohon maaf ya, tetapi kayak orang struk. Sumpah demi alek.

"Lo tinggal disini! Jangan kemana-mana ataupun nyoba kabur selama orang tua lo pergi. Lo paham, kan bocil?" Zen bersedekap di depan dadanya.

"Lo? Eey om, bukan Lo. Om lupa ya?!" protes Rey mengerucutkan bibirnya. Kesal. Mengapa semua orang disini selalu tidak mengingat nama dirinya? Dasar amnesia berjamaah.

She Gave My World Colour: ReySanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang