9. Fahreyza Aryagha: A little Girl

726 75 8
                                    

I'm backk! Are u miss me? LOL.

•••

"Kamu abang kelas yang sering ke perpustakaan itu, kan?"
- A little girl

"Kayak pernah liat, tapi dia siapa?"
- Fahreyza aryagha

Siswi itu siapa?

Rey merasa tak asing dengan ukuran tubuhnya. Sepertinya adik kelasnya itu sering ke sini seperti dirinya.

Rey menggeleng cepat.

Rey dengan segera menghalang pertanyaan dan beberapa dugaan negatif yang ada di otaknya. Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri agar tidak mengikuti teman-temannya yang lain. Biasanya, anak kelas VI SD seperti dirinya ini sudah memasuki masa pubertas dan sudah mengenal arti cinta-cintaan. Ya, walaupun cinta-cinta monyet.

Apalagi dengan adanya gadget di masa-masa seperti ini bisa menambah kemungkinan rusaknya generasi bangsa. Situs-situs dan halaman-halaman web yang tak sesuai umur bisa saja dibuka oleh anak-anak dibawah umur. Untung saja Rey tidak seperti teman-temannya.

Handphone pribadi saja Rey tidak punya, apalagi gegayaan dan bersikap terlalu dewasa sejak dini seperti temannya? Tidak, itu bukan levelnya.

Rey hanya seorang siswa yang suka menepi dan tidak memiliki teman sama sekali. Ia adalah anak pencinta buku dan hobi menulis apa saja yang berada di otaknya. Sangat bertolak belakang dengan sifat teman-temannya.

Anak itu mengambil buku yang harus ia baca untuk mata pelajaran ujian besok pagi. Walaupun sudah hafal dibenak kepalanya, Rey tidak berbesar kepala dan tetap akan mengulang apa yang ada di otaknya seperti saat ini agar pelajaran yang ia pelajari semakin lengket.

"Bentar lagi aku tamat. Sampai kapan Bunda sama Ayah ninggalin Rey?" gumam Rey tak bersuara takut terdengar oleh orang disekitarnya.

Rey menghela nafas. "Huftt, oke fokus Rey."

"Ingat, hidup harus tetap jalan. Perjalanan hidup itu panjang dan ini belum apa-apa. Bunda sama Ayah pasti kembali... semoga," gumam Rey mengingatkan dirinya akan kewajiban yang harus ia laksanakan.

•••

Hari demi hari Rey lalui dengan semangat. Hingga dihari ini ia sudah melaksanakan semua kewajibannya di sekolah mewah ini. Perpisahan untuk yang ketiga kalinya bagi Rey setelah berpisah dengan kedua orang tuanya dan teman TK nya. Tapi perpisahan kali ini berbeda, tidak ada perasaan sedih yang menyerang hati Rey saat ini. Berbeda dengan perpisahan yang ia lalui sebelumnya.

Semua guru sangat berat untuk melepas anak didiknya yang satu ini. Tidak, kalian tidak salah membaca. Semua guru yang mengajar di sekolah itu memang mengenal Rey. Siapa yang tak mengenal seorang Anak Emas yang selalu diandalkan sekolah Sky Blue School?

Setelah acara dari kata sambutan hingga acara peluk-pelukan dan mewek-mewek bersama selesai, Rey duduk sebentar di bangku Taman yang biasa ia jumpai. Mungkin ini terakhir kalinya anak itu duduk dibangku tersebut.

Rey mengambil note nya dan menulis apa yang ia lakukan dihari ini.

Hari ini:

Aku udah mengalami perpisahan untuk ketiga kalinya. Tapi kali ini aku gak ngerasa kehilangan siapapun, beda dari perpisahan yang sebelum nya.

She Gave My World Colour: ReySanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang