12. Pertemuan Kita

5 0 0
                                    

Part cerita ini terinspirasi dari lagu Nana x Moccatune baru yang tayang perdana pada Tanggal 21 Febuari 2021. Halu - Nana x Moccatune.
------------------

Anna mendengus ketika beberapa soal di hadapannya tidak memiliki jawaban tepat. Lagi pula, dia harusnya belajar dengan Daffa, sepupu yang masuk ke universitas elit di Indonesian. Tapi bagaimana bisa laki-laki itu terlambat pulang ke rumah sendiri?

"Kak Daffa mana sih?" ujar Anna kesal. Dia lalu melempar pensil.

Dia tidak suka berlama-lama di rumah paman dan bibinya, karena mama pasti akan marah. Dia juga ingin melakukan sesuatu yang menarik setelah belajar, tapi semua itu sirna, rencananya berantakan.

Tidak jauh, dia mendengar suara mobil di depan sana. Sudah pasti Daffa! Buru-buru dia berlari ke depan pintu, berbekal buku catatan. Dia tidak berpikir untuk segera memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di sana. Anna berniat melemparnya, mengenai wajah laki-laki itu agar tahu rasa!

Jadi saat pintu dibuka, Anna sudah lebih dulu melempar buku tulisnya pada wajah laki-laki yang masuk ke dalam rumah. Dalam hati dia bersorak senang karena lemparannya tepat sasaran. Padahal dia mengira itu terlalu tinggi.

"Loh, Tanu, lo ngapain di depan pintu? Kan gue udah suruh masuk," ujar laki-laki yang berada di belakangnya.

Anna menganga. Tunggu. Jelaskan kembali. Siapa laki-laki yang dilempar olehnya? Jika sepupunya itu ada di belakang, maka ... ini adalah orang lain?

Buku tulisnya diangkat pelan-pelan oleh laki-laki tersebut. Sehingga mata Anna dapat memandangi malaikat yang jatuh ke bumi. Tidak ... tidak. Laki-laki ini sangat tampan. Melebihi ketampanan dari sepupunya sendiri.

Ketika mata laki-laki itu terbuka, Anna seharusnya menutup matanya. Karena laki-laki yang ada di hadapannya terlihat sangat tampan! Dadanya bergetar, entah karena takut dimarahi atau karena rasa yang tidak dia kenali sama sekali.

"Eh, Aul! Ampun, jangan-jangan ... waduh Tanu, gue minta maaf. Gue lupa kalau ada sepupu gue dan kayaknya dia marah sampai lempar itu sama lo," balas Daffa cemas.

Laki-laki bernama Santanu itu tidak marah. Dia hanya tersenyum lalu tertawa pelan sambil berkata, "Ahaha, gak apa kok, Daf."

Hanya karena itu, Anna merasa hidupnya berubah.  Dia suka suara Santanu, wajahnya dan juga cara laki-laki itu tersenyum. Manis. Ganteng. Cakep. Apa pun itu, Santanu adalah sosok kumplit yang pernah dia lihat.

Santanu memandang ke arahnya. Dia lalu menyerahkan buku yang dipegangnya ke arah sang gadis dengan senyuman. "Lo ngerjain soal UTBK? Ini jawaban yang salah. Kalau boleh, gue bisa bantu lo buat ngerjain soal ini."

"Eh? Jadi ini emang salah cara? Aku kira jawabannya yang memang tidak ada," balas Anna saat melihat jawaban yang dituju oleh Santanu.

"Mereka gak mungkin bikin soal tanpa jawaban, kan? Bentar gue liatin jawabannya. Lo ada pencil atau pulpen?"

Sebelum Anna menjawab, Daffa buru-buru mengambil buku dan menggeleng penuh pada laki-laki tersebut. "Enggak boleh. Lo udah janji ke sini buat bantuin gue. Kenapa jadi sepupu gue yang dapet?"

Anna melongo, dia lalu merampas balik bukunya. Padahal dia ingin diajari, sangat ingin.

"Balikin, Kak! Udah gak nafsu aku belajar sama kakak. Nanti aku minta belajar sama kakak yang ini boleh kan?"

Anna : I'm Chasing on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang