My Way

57 8 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





-----





Senyum itu terukir indah dalam bayangan nyata. Pria yang sudah menjadi kesayangan sejak kecil. Yang tadinya hanya kenal sebatas rasa bersalah karena es krim yang jatuh mengenai mungil gadis cilik nan jelita. Kini hubungan itu semakin terlihat nyata dengan takdir yang lalu menyatukan mereka pada jenjang SMP hingga SMA.

Sang gadis mengerucutkan bibir mendapati senyum tulus itu, lalu menyeletuk lirih, "Kau jadi seperti patung. Pulang saja sana!" Ucapan itu dihadiahi tawa renyah dari Vee. 

Faktanya, kalimat tadi lebih seperti pengusiran lembut ketimbang pujian. Sejurus kemudian, Vee mengangkat tangan ke udara dan segera dipakai untuk mengetuk kasar dahi Ry, "Sadar dan bangunlah!"

Ry tergeming. Berulang kali mengedipkan mata sembari menutup telinga akibat Vee yang terus menerus mengucakan kalimat itu. Perlahan kesadarannya pergi, menghiolang bersamaan dengan bangunnya ia dari mimpi. Sontak Ry terkejut mengetahui wajah pria dalam mimpinya benar-benar sedang mengawasi dari jarak dekat.

Bukan. Ralat ulang. Bahkan sangat dekat.

"Pelajarannya sudah selesai, Nona Jenius. Lagi-lagi aku harus menyita waktu pulangmu." Vee mengangkatkan kepala Ry yang justru berpaling ke kiri, masih di atas meja dalam kelasnya yang sudah sepi.

"Nanti dulu, berisik!!" 

Kembali gadis itu memejamkan mata, namun geraknya kalah cepat dengan Vee yang menahan katup matanya, "Jika tidur lagi, maka akan aku berikan kecupan dibibirmu."

Terdengar lenguhan malas dari Ry yang belum juga mau mengangkat kepalanya dari meja. Vee berdeham keras, sengaja agar Ry dengar dan akhirnya bangun, tapi nyatanya tak berhasil juga, "Kau benar-benar  akan merelakan kecupan pertamamu untukku?"

"Masa bodoh!"

"Baiklah. Aku lakukan" Belum sempat bibi Vee mendekat, kepala Ry sudah tegak dengan senyuman manis dan bawaan semangat baru untuk belajar.

Gadis itu mengambil bolpoin di dekatnya, lantas dengan gerakan spontan memakai benda panjang itu untuk ditekan di pertengahan telapak tangan Vee dengan kasar, "Ancaman yang bagus, hah!!"

Wajah Vee yang terlampau banjir pujian itu hanya diam dengan ringisan kecil, "Jurus jitu itu selalu membangunkanmu, kan?"

Ry merotasikan bola matanya dengan jengah, "Cepat ajari aku!"

Lost in The Story [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang