VINTE [Spesial Lebaran 1443]

90 6 0
                                    

HAPPY IED MUBARAK, VICAST

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY IED MUBARAK, VICAST.
GIMANA SAMA LEBARAN KALIAN TAHUN INI?

Cerita ini mulanya ada di sorotan IG aku, tapi semoga tetep bisa dipahami walau gak baca yang ada disana.

.

.

.

Toktok

Tidak perlu Vinari menduga siapa yang mengetuk jendela malam hari kalau bukan manusia alien yang lahir di rahim Wanita cantik.

Toktok

"Sabar, Theo!" Ia mengumpat kecil, kakainya berjalan, membukakan jendela lebar dan langsung mendapati badan Theo terjatuh ke dalam. "Ngapain lagi malem-malem?"

Theo mendongkak. Memberikan cengiran kotaknya –Andalan kalau dimarahi.

"Gue tidur sini aja, ya."

"Gila lo!"

Mimpi apa Vinari semalam, sampai cowok alien itu mendatanginya. Tepat di malam takbiran. Bukankah ini waktu yang tidak tepat? Lalu Theo mengusap tengkuknya mengurangi gugup, "Gue nginep aja di rumah lo, ya."

Vinari menyipit, "Ijin bunda dulu, Theo. Jangan asal masuk lewat jendela."

"Biar kayak mafia gitu," ungkap Theo menepuk dadanya yang membusung angkuh. "Ngendap-ngendap ke kamar cewek cantik, terus HAP!" Memberikan tangkapan besar ke arah Vinari yang terkejut dengan berkedip.

Plak!

Telak, satu pukulan menghantam punggung malang Theo sekarang.

"Sorry, Vin." Tidak hanya sekali ia mendapatkan pukulan. "Sst, dengerin dulu, Vin." Theo menepis dengan memegangi pergelangan tangan sahabatnya. "Di rumah gak ada siapa-siapa. Lagi pada mudik."

"Lo gak diajak gitu?"

Theo mengangguk, merengutkan wajah seakan dia adalah laki-laki paling malang sedunia. Mungkin akan berhasil pada gadis lain, tapi Vinari memilih memukul lagi bahu Theo. "Ijin bunda dulu sana!"

Malah Theo mengerutkan kening, "Lah, iya kalo diijinin. Kalo enggak gimana?"

"Coba dulu makanya." Vinari menunjuk jendela tadi, "Keluar lagi, terus ngetuk pintu depan."

Nah, Theo menggaruk kepala bingung. Tapi kepalanya mengangguk entah kenapa. "Gue ngump—"

"Vinari sayang."

Seketika wajah Vinari dan Theo bersitatap sambil melotot. Spontan Theo merayap, sedangkan Vinari sengaja sekali menyuruh sahabatnya masuk ke dalam kolong kasur.

"Nak, coba bunda mau ngomong dulu." Bunda juga heran kenapa lama sekali anaknya membuka.

"Iya, Bun." Tapi sekarang Vinari sudah berhadapan dengan sang ibu.

Lost in The Story [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang