10.000 HOURS

50 11 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





-----





Ini tentang aku. Yang merasakan bahwa dunia cukup adil atau bahkan tidak.

Saat itu aku duduk di jenjang SMP. Ya. Tempat para pemuda labil sepertiku bertemu dalam satu sekolah. Menjadi kelas satu yang lugu, aku berani bersumpah rasanya sangat takut.

Tidak ada yang kupikirkan selain senioritas yang mengerikan seperti yang pernah aku dengar dari orang-orang. Aku anak baru yang cukup pendiam jika bersama orang asing. Kupikir semua orang begitu.

Pertama aku masuk ke dalam sekolah ini, ada satu lelaki yang cukup menawan untuk menjadi target hati.

Segampang itukah hatiku berucap?

Dia hanya senior satu tingkat di atasku. Tampan memang, kapten tim sepakbola sekolah, primadona mungkin kata yang cocok untuknya. Orangnya pintar, dan terlihat sangat keren dimataku. Karena aku polos, aku langsung saja bercerita soal sosok lelaki itu pada ibu.

Sungguh sangat terkejut. Ibu bilang lelaki itu anak nakal. Jangan mendekat atau bahkan menyukainya.

Itu artinya ibu mengenal lelaki itu. Aku belum tahu pasti, orang-orang memanggilnya Vee. Dan itu cukup untukku mendapat informasi tentangnya.

Vee.

Nama itu termaktup indah di memori. Seolah aku tahu jika memang ia sudah merebut sedikit dari rasa yang kumiliki. Aku suka dia. Bukan dari awal aku melihatnya, tapi sejak ia berpindah rumah di komplek sekitarku.

Mengejutkan. Sangat, sangat mengejutkan. Seolah takdir sedang berpihak pada gadis lugu seadanya sepertiku. Mungkin fantasi ini muncul karena aku yang terlalu sering menonton drama. Dan kali ini pengeran berada di wilayahku.

Seingatku, rasa itu muncul setelah aku dekat dengan beberapa gadis yang ternyata juga menyukainya. Di antara mereka, hanya aku yang diam membisu soal perasaan.

"Tapi tahu Vee, kan?"

Pertanyaan itu kujawab dengan anggukan. Jelas aku mengenal lelaki itu. Dia kakak kelasku. Mereka hanya keheranan karena ternyata aku bilang, aku tidak suka dengan Vee.

Aku juga tidak tahu mengapa. Jika ditanya soal perasaan, bagiku itu rahasia. Bukan untuk disebarluaskan. Cukup aku dan Tuhan yang mengetahui.

Soal Vee.

Lost in The Story [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang