We Don't Talk Anymore

57 9 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





-----





'Vaa apa kabar?'

Jemari itu berhenti sejenak untuk membaca ulang pesan yang sudah diketik dengan benar. Memberikan pesan apa kabar sepertinya sangat naif dan menjijikkan untuk seorang pria sepertinya. Namun, mau apa lagi pesan yang harus dikirim? Bahkan Vee sudah menghapus puluhan kali pesannya dalam satu waktu. Hanya karena tidak yakin dan ragu.

Netranya menilik sesaat ke arah jam dinding berjarak cukup dekat dengannya, lalu meletakkan ponsel dengan malas di atas ranjang yang tengah ia tiduri juga. Tangannya mengusap wajah yang sedikit berminyak akibat belum mencuci muka sejak pulang dari bermain dengan teman tadi. 

Mendadak pikirannya kembali mengingat masa saat ia sedang menjalin hubungan kasih dengan seorang gadis unik baginya. Cantik dengan segala kelebihan juga kekurangannya. 

Jovanca Lovata.

Gadis dengan manik hazel dengan keturunan eropa dari sang ayah yang cukup membuat parasnya didominasi proporsi wajah benua itu. Lengkap dengan surai pirang gelap yang berkilau di bawah naungan sinar mentari.

Ya. Bisa dibilang jika ibunya yang memiliki darah kental Indonesia tidak banyak menuruni gen fisik, mungkin gen kepribadian yang ia dapat. Baik dan anggun.

Sempat menjalani hubungan mesra selama kurang lebih 2 tahun sampai akhirnya mereka berdua sama-sama memisahkan diri karena sebuah kesalahpahaman yang tidak bisa mereka selaraskan. Kini Vee merasa sangat terpukul pada kenyataan jika ia sangat ragu tiap ingin mengirimi pesan pada Vaa.

Tidak ada keberanian. Tepatnya seperti itu. Pria itu bahkan tidak tahu apakah seorang Vaa masih mengingatnya setelah satu bulan tidak bertemu. Bukan karena Vee yang tidak bisa menghilangkan jejak Vaa dalam pikirannya, melainkan terlalu banyak kenalan yang seringkali mengungkit soal gadis itu padanya.

Menyisakan banyak rindu pada titik semu. Mana berani ia memulai untuk berbicara pada Vaa. Pasalnya, masalah awal di hubungan mereka sampai berakibat putus karena dirinya sendiri. Jadi, Vee merasa lebih baik diam dan mengiyakan perbincangan orang-orang mengenai Vaa.

Bisa gila jika didiamkan saja, beruntung banyak teman baru yang ia dapat dan memang belum mengenal Vaa. Tidak, bisa diralat kembali. Memang tidak akan mengenal Vaa sampai kapanpun.

Lost in The Story [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang