8

4K 499 28
                                    

Jeno tahu Renjun tidak akan pernah bisa menjadi seorang lady yang angkuh dan anggun seperti para lady pada umumnya.

Renjun adalah seorang gadis yang ramah. Ia dapat dengan cepat menjalin hubungan baik dengan setiap orang dari segala usia dan segala golongan. Ia tidak pernah membedakan orang yang satu dari orang yang lain.

Sungguh mustahil gadis yang memilih berbelas kasihan pada pencuri itu dapat berubah menjadi seorang yang angkuh – yang berjalan dengan kepala terdongak tinggi di keramaian hanya dalam dua hari.

Jeno masih ingat jelas peristiwa enam tahun lalu itu. Renjun kecil dan ia kabur dari Jaemin. Mereka berdua berkuda ke pedesaaan. Ketika mereka beristirahat di sebuah peristirahatan di pinggir jalan, seseorang membawa pergi kuda Renjun.

Jeno yang melihatnya langsung berteriak dan mengejar pria itu. Teriakan Jeno menarik perhatian setiap orang. Seorang polisi yang kebetulan melewati tempat itu langsung bergerak menghentikan pria pencuri itu.

"Apakah Anda mengejar pencuri kuda ini?" tanya polisi yang berhasil membekuk pria itu.

"Terima kasih," kata Jeno menerima tali kendali kuda Renjun, "Ia telah mencuri kuda kakak saya. Bawa saja ia ke kantor polisi dan hukum seberat beratnya."

Renjun yang datang kemudian langsung melotot. "Apa yang kau lakukan!?" bentaknya saat itu.

Jeno langsung membusungkan dada. Ia merasa telah berjasa bagi Renjun, gadis kesayangannya.

"Aku memberikan kudaku padanya. Mengapa kau mengejarnya?"

Jeno pun langsung membelalak. Dan polisi itu kebingungan sementara pria itu melongo.

"Maaf," Renjun berkata sopan kepada polisi itu, "Adik saya telah salah paham. Ia tidak tahu saya telah memberikan kuda saya kepada pria ini."

Kemudian kepada pria itu ia berkata, "Maafkan adik saya. Ia pasti telah menduga Anda telah mencuri kuda saya."

Renjun mengambil tali kendali kudanya dari tangan Jeno kemudian menyerahkannya pada pria itu. "Rawatlah kuda ini baik-baik," Renjun tersenyum ramah, "Ia adalah seekor kuda yang penurut. Tidak sulit untuk memeliharanya."

Tampak jelas pria itu kebingungan ketika menerima tali kendali kuda coklat milik Renjun. Ia masih terlihat linglung ketika pergi seiring lambaian tangan Renjun.

Renjun kembali menegaskan kepada polisi, "Maaf telah merepotkan Anda. Ini semua hanya kesalahpahaman di antara kami."

"Untunglah kalau semua sudah jelas," kata polisi itu.

Renjun tersenyum manis – semanis ketika ia mengantarkan kepergian pencuri kudanya.

"Maafkan saya," mau tak mau Jeno meminta maaf.

Sepeninggal polisi itu Jeno menuntut, "Pria itu jelas-jelas mencuri kudamu."

"Biar saja ia membawa pergi kudaku," kata Renjun santai sambil berjalan kembali ke pondok peristirahatan.

"Apa maksudmu!?" Jeno menuntut jawaban.

"Dengar, Jeno," Renjun tiba-tiba berhenti. Ia menatap serius Jeno dan berkata, "Pria itu pasti membutuhkan uang. Aku tidak keberatan ia mengambil kudaku selama itu bisa membantunya. Aku masih mempunyai banyak kuda di Schewicvic. Lagipula," Renjun menatap Jeno penuh harapan,

"Apakah kau tidak ingin memberi tumpangan padaku?"

"Tidak setiap hari kau bisa memberi tumpangan padaku," Renjun berlagak jual mahal dan Jeno pun kalah olehnya.

QUEEN OF CHOICE [JAEREN REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang