15

4.1K 491 61
                                    

"Benarkah itu!?" Renjun mengulang dengan gembira.

"Benar, Paduka Ratu. Mulai hari ini hamba ditunjuk untuk menemani Anda setiap kali Anda ingin ke kota."

"Bukankah ini bagus, Paduka Ratu?" tanya Nicci, "Anda tidak perlu sembunyi-sembunyi pergi ke Loudline."

Senyum di wajah Renjun kian mengembang. "Katakan padanya aku akan jatuh cinta padanya kalau ia terus seperti ini."

"Mengapa tidak kau katakan sendiri pada orang yang bersangkutan?"

Mereka terperanjat.

Jaehyun memasuki kamar Renjun dengan seluruh wibawanya.

"Paduka Raja," Nicci dan prajurit itu memberi hormat – menyambut kedatangan Jaehyun.

Wajah Renjun memerah dan ia langsung membuang muka.

Nicci memberi tanda pada prajurit di sisinya untuk meninggalkan tempat itu.

"Jadi, apa yang barusan akan kaukatakan padaku?" Jaehyun mendekati Renjun.

"Kalau kau malu mengatakannya dengan keras, mengapa kau tidak membisikkannya padaku?" ia mencondongkan tubuh ke arah Renjun.

Rona merah di wajah Renjun kian menyala. "P-pergi kau!" ia mendorong Jaehyun kuat-kuat.

Jaehyun tertawa geli.

Renjun sama sekali tidak menikmati tawa pemuda itu. "Pergi! Jangan ganggu aku!" usirnya kesal.

"Begitukah tindakanmu pada seseorang yang ingin memberimu hadiah?"

"Hadiah?" Renjun mencermati wajah Jaehyun dengan curiga.

Jaehyun hanya tersenyum. "Lihatlah apa yang kubawa untukmu," ia memberikan bungkusan di tangannya pada Renjun.

Tidak perlu diperintah, Renjun segera membuka bungkusan itu. Sebuah gaun katun hitam terlipat rapi di atas pangkuan Renjun. Mata Renjun terbelalak melihat Jaehyun.

"Kau adalah pelayan Earl Hielfinberg, bukan?"

Renjun memperhatikan wajah Jaehyun dengan curiga. "Apa tujuanmu?"

"Apa kau masih perlu bertanya?" Jaehyun menjawab polos, "Tentu saja membuatmu jatuh cinta padaku."

Wajah Renjun langsung memerah oleh amarah.

Jaehyun tertawa.

"KAU!" Renjun menerjang.

Jaehyun menangkap tangan Renjun dan menindihnya di atas tempat tidur.

Renjun geram. Ia tidak bisa bergerak di bawah tindihan tubuh Jaehyun.

"Kau tahu, istriku," Jaehyun tersenyum simpul, "Gosip apa yang beredar di Viering hari ini?"

"APA!?"

"Semua orang mengatakan engkau sedang hamil," Jaehyun tidak sabar mengetahui reaksi Renjun.

Renjun membelalak lebar. "Benarkah itu?" tanyanya tidak percaya, "Sejak kapan? Mengapa aku tidak menyadarinya?"

Nada riang dalam suara itu membuat Jaehyun waspada.

"Lihatlah. Aku sudah mengatakannya, bukan. Kalau waktunya sudah tiba, aku juga akan hamil."

Tawa Jaehyun lepas tanpa bisa dikontrolnya. Ia menjatuhkan diri di sisi Renjun dan menggeliat karena sakit di perutnya.

Renjun sama sekali tidak senang melihat reaksi yang berlebihan itu. Ia tahu Jaehyun tidak sedang bergembira tetapi sedang menggodanya.

QUEEN OF CHOICE [JAEREN REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang