- 3

8 3 0
                                    

Dicko menghentikan laju mobilnya, setelah mematikan mesin mobil. Dicko bergerak keluar dari mobilnya, lalu ia merapikan penampilannya sembari bercermin di kaca mobil miliknya.

Setelah menurutnya, penampilan nya sudah cukup rapi. Dicko berjalan menjauh dari area parkir.

Berjalan dengan tas yang sengaja ia selempangkan, menuju dimana kelasnya berada. Tak jarang kakak kelas ataupun adik kelas menyapa Dicko.

Namun hanya dibalas senyuman tipis dari Dicko, tangannya bergerak menyikap rambutnya. Keningnya mengerut ketika melihat sosok yang sangat familiar dimatanya.

Disana ada seorang cewek yang memakai seragam pramuka, tengah berbicara dengan wanita paruh baya dan seorang pria paruh baya juga disampingnya yang memakai tuxedo abu-abu.

Itu Amba, bu Anggun dan pak Satya ketua yayasan SMA Amansaba.

"Bikin masalah apalagi sih Baba, yaampun" gumamnya ketika melihat Amba yang tengah beradu argumen dengan bu Anggun.

Tapi langkahnya terhenti ketika tangannya dicekal oleh seseorang, Dicko menoleh dan mendapati Vallerie disana.

"Kenapa, Val?" tanya Dicko pada Vallerie

"Ke kelas bareng yuk" ajak Valerie dengan wajah antusiasnya

Vallerie adalah cewek yang kebetulan satu kelas dengannya. Cewek yang selalu saja merecoki Dicko setiap hari.

"Gue gabisa, lo duluan aja Val" ucap Dicko menolak ajakan Vallerie.

Karena saat ini, seluruh perhatiannya teralihkan pada Amba yang sedang berbicara dengan bu Anggun dan ketua yayasan nya.

"kenapa?" tanya vallerie sambil menggelayut manja di tangan Dicko.

Dicko menoleh, mendapati Vallerie yang tengah memasang puppy eyesnya. Perlahan tangan Dicko bergerak menyingkirkan tangan Vallerie dari tangannya.

"Gue gak bisa Val, lo galiat itu Amba lagi kena masalah?" ucap Dicko setelah bisa menjauhkan dirinya dari Vallerie.

"Kenapa selalu Amba siihh Ko? Lo gatau? Satu sekolah udah gasuka sama Amba"

"Jaga omongan lo ya Val!" tekan Dicko yang tidak terima jika ada yang menjelek-jelekan Amba didepannya.

"Lah, emang bener kan? Udah nakal, suka bolos, pecicilan, sering di hukum sama guru, apa coba yang mau lo baggain dari dia?" ucap Vallerie sambil tersenyum miring pada Dicko.

"Seenggaknya dia gapernah ngejelekin orang, kaya lo Val!" dan setelah berbicara seperti itu, Dicko buru-buru pergi menjauhin Vallerie.

Ada di sekitar cewek itu membuat Dicko selalu ingin memusnahkan nya dari alam semesta ini.

Vallerie adalah ketua geng dari The Girls Mansaba. Yang tekenal dengan kecantikan dan kesombongan nya itu.

Walaupun Vallerie itu adalah gadis yang pintar, namun sikap sopan santun dan akhlak nya sangat minus sekali.

"Saya gak bakalan nyerang kalo gak dia yang mulai bu" itu suara Amba

Buru-buru Dicko langsung mempercepat laju langkahnya.

"Kamu tau? Gara-gara kamu Ervan masuk rumah sakit!" bentak bu Anggun pada Amba

Amba tidak menyangka, jika setelah pulang sekolah kemarin Amba berkelahi dengan Ervan di belakang sekolah.

Dan membuat cowok itu langsung dilarikan kerumah sakit karena luka yang ia di bibir dan tangan nya yang patah.

"Tapi bu-"

"Kamu di skors" ucap pak Satya langsung pergi meninggalkan Amba dan bu Anggun yang masih terdiam di tempat.

Ucapan pak Satya langsung membuat Dicko menghentikan langkahnya, yang hanya tinggal beberapa langkah lagi Dicko sampai didepan bu Anggun.

"Saya di skors?" tanya Amba memastikan

Ya tuhan.

Adakah yang lebih buruk dari ini? Sudah cukup wajah Amba yang babak belur akibat perkelahian kemarin, ditambah sekarang Amba di skors?

"Kamu dengar kan apa yang pak Satya bilang?"

"Bu, kenapa saya yang di skors? Jelas-jelas Ervan yang salah bu" ucap Amba tak terima jika dirinya harus di skors.

Jika Ervan tidak mencoret-coret mobilnya dengan pilok, maka perkelahian itu tidak akan pernah terjadi.

"Ini resiko kamu" ucap bu salma sambil menepuk bahu Amba. "Dan kamu Dicko, bilangin sama pacar kamu yang satu ini, jangan bandel-bandel" lanjut bu Anggun.

Detik berikutnya bu Anggun telah pergi meninggalkan Amba yang terdiam mendengar nama Dicko.

Rencananya ia tidak akan pernah memberitahu Dicko tentang semua ini.

Amba memutar tubuhnya dan mendapati Dicko yang menatap dirinya tanpa ekspresi yang dapat Amba tebak.

"Ikut aku" ucapnya sambil menggeret Amba agar mengikutinya.

Tbc

AmbasitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang