PART 02🌠

14 4 0
                                    

Happy reading
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa^^
.
.
.
.
.
.
Terimakasih yang sudah mau mampir :)
🦄🦄🦄

Bel pulang telah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu. Dan saat ini senja sedang berada di halte yang tak jauh dari sekolahnya. Sedangkan tissa, ia sudah dijemput oleh ayahnya sekitar 5 menit yang lalu. Sedangkan senja? Apakah ayahnya akan menjemputnya? Ah, tentu saja tidak.

Padahal cuca saat ini sedang mendung, namun senja tak beranjak dari tempat duduknya, tatapanya kosong, entah apa yang sedang ia pikirkan. Sampai ia tak menyadari, ada sebuah motor yang berhenti tak jauh darinya.

Lalu seseorang itu turun dari atas motornya, ia berjalan mendekat ke arah senja. "Senja" panggilnya, namun tak kunjung mendapat respon dari sang pemilik nama. "Senja..." panggilnya lagi, sambil menepuk pelan bahunya.

"Ehh, langit" kagetnya.

"Gue minta maaf" ucap langit, menatap sendu pada senja.

"Emang lo ada salah sama gue?" tanyanya.

"Yaa itu, tadi, anu...." ucap langit sambil mengaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Ah, udahlah, ayo pulang" ucap senja, lalu berjalan duluan ke arah motornya langit. Dan disusul langit dibelakangnya.

🦄🦄🦄

Sekitar 20 menit diperjalanan, kini mereka telah sampai di depan gerbang rumah senja. Ia heran, sebab pintu gerbang terbuka, dan didalam sana juga terparkir sebuah mobil yang tak asing, lebih tepatnya terparkir didepan rumahnya.

"Kok mobilnya diluar" guman senja yang masih bisa didengar langit. Sebab mobil itu milik ayahnya, dan sekarang keluarganya sedang barada di luar negeri, sudah hampir satu tahun. Mobil itu sama sekali tak pernah dipakai oleh senja. Mobil itu terpakai jika ayahnya pulang. Berarti......

"Abis diservis ama mang asep kali" ucap langit.

"Baru satu minggu yang lalu diservis".

"Ya kan siapa tau, ya udahlah, gue pamit" pamit langit.

"Ngga mampir dulu?".

"Engga deh, kapan-kapan aja, lagian ini juga mau ujan" Ucap langit, lalu menyalakan mesin motornya.

"Ya udah hati-hati".

"Yoi, assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam..."

Setelah langit menghilang dari pandangannya, ia langsung memasuki rumahnya, pintu yang biasanya tertutup rapat, kini terbuka lebar. Samar-samar ia mendengar suara canda tawa dari ruang tengah, lebih tepatnya ruang keluarga.

Saat sudah dekat dengan ruang tengah, dengan jelas ia sangat mengenali suara itu. Dan benar saja, disana ada kedua orang tuanya dan juga kakaknya. Tanpa sepatah kata keluar dari mulut senja, ia langsung menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Baru saja ia melangkahkan kakinya di pijakan anak tangga kedua, sebuah suara menginterupsinya, membuat ia menghentikan langkahnya.

"Senja!" panggil wijaya tegas~ayah dari senja. namun sama sekali senja tak meresponya, membuat wijaya semakin geram.

"Kamu itu punya sopan santun tidak ha?!" ucapnya meninggi.

"Maaf, saya tidak tau apa itu sopan santun, orang tua saya tidak pernah mengajrakan pada saya" ucap senja membalikkan badanya, menatap sang ayah.

Galaksi, Senja & LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang