Galaksi, Senja & Langit

PART 04🌠

Happy reading
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa^^
.
.
.
.
.
.
.
🐴🐴🐴

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.
Senja sudah siap dengan seragam sekolahnya. Lalu ia menuruni anak tangga, dan saat ia melewati meja makan, disana ada keluarganya yang sedang menikmati sarapan paginya. Tanpa berucap sepatah katapun senja melewatinya begitu saja.

"Dasar anak nggak punya sopan santun!" ucap sang ayah yang masih bisa ia dengar, namun ia hanya mengabaikannya, ia berjalan ke luar rumah. Ternyata langit belum menjemputnya, lalu ia menunggu di teras sambil duduk di salah satu kursi yang telah disediakan.

"Non senja" panggil bik sari.

"Eh iya bik, kenapa?".

"Non teh ngga sarapan?".

"Engga deh bik, nanti senja sarapan dikantin aja".

"Itu bibik teh udah siapin bekal buat non, mau?''.

"Em ya udah deh bik mau".

"Ya udah bibik ambilin dulu ya di dapur".

"Iya bik" ucap senja. Setelah itu bik sari kembali ke dalam untuk mengambilakan bekal yang hendak ia bawa.

Tin...tin....

Ah ternyata langit sudah datang, bersamaan dengan itu, bik sari juga datang menghampiri senja.

"Ini non" ucapnya sambil memberikan kotak bekal.

"Makasih bik, senja pamit, assalamualaikum" pamitnya tak lupa mencium tangan bik sari.

"Waalaikumsalam, hati-hati non".

"Iya bik".

"Bawa apa?" tanya langit, melihat senja membawa tas kecil.

"Bekal".

"Ngga sarapan?".

"Ngga".

"Kenapa?".

"Ngga usah banyak nanya bisa?!".

"Iya iyaaa, marah-marah mulu cepet tua baru tau rasa" guman langit yang ternyata masih bisa didengar oleh senja.

"Bilang apa tadi lo, ha?!".

"Engga, gue ngga bilang apa-apa, kuping lo aja yang ngga sehat".

"Lo ngatain gue budek?".

"Lo sendiri yang bilang, bukan gue".

Adu bacot dengan langit tak akan ada habisnya, masih pagi sudah bikin emosi bisa-bisa ia menjadi darah tinggi, lebih baik ia diam saja.

"Berangkat bego! Mau cosplay jadi patung!" ucap senja, sebab langit hanya diam, tidak menjalankan mesin motornya.

"Iya iyaa! Sabar kali!" ucap langit ngegas, lalu ia mulai menjalankan mesin motornya.