PART 05🌠

10 4 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak^^
Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
🐄🐄🐄

Sekarang mereka berdua sudah berada di taman kota, menikmati langit yang mulai berwarna orange.
Suasananya cukup ramai, banyak anak kecil yang berlari-larian, remaja yang sedang berpacaran, bahkan juga ada sepasang suami istri dengan anaknya, dan masih banyak lagi.

Cuaca hari ini cukup dingin, apalagi senja masih memakai seragamnya, bahkan banyak yang menatap mereka berdua, entahlah, mungkin karena mereka masih mengenakan seragam. Namun mereka tak menghiraukan tatapan-tatapan yang diberikan kepadanya.

Sesekali senja mengusap kedua lenganya. "Nih pake" ucap langit, memberikan jaketnya untuk senja.

"Tapi....''

"Udah, pake aja, gue ngga terlalu kedinginan kok" ucap langit, seolah tau isi pikiran senja.

"Thanks".

"Yoi..."

Hari semakin gelap, jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Ya, cukup lama mereka berada disini. Keadaannya pun mulai sepi, hanya ada satu, dua orang saja yang masih berlalu-lalang.

"Gue kangen sama kak samudra" guman senja, lalu menyandarkan kepalanya di bahu langit. "Dan juga galaksi" gumannya sangat pelan, seperti bisikan, namun ternyata langit masih bisa mendengarnya.

Tentu saja langit terkejut dengan kepala senja yang tiba-tiba ada di bahunya, lalu ia mengusap pelan pucuk kepala senja. "ikhlasin nja, lo ngga boleh terus-terusan sedih, kak sam disana pasti juga ikut sedih liat lo kek gini, disini masih ada gue, gue akan selalu disamping lo" ucapnya, lalu mencium pucuk kepala senja. "gue sayang sama lo nja" lanjutnya dalam hati.

"Makasih" ucap senja, lalu memeluk langit.

"Gue lebih seneng kalo lo terbuka sama gue nja" ucap langit, membalas pelukan senja.

"Tanpa harus gue bercerita, lo udah tau semua lang".

"Gue yakin, lo bisa lewatin ini semua, gue akan selalu di deket lo".

"Tapi mau sampai kapan lang?" ucap senja melepas pelukannya, lalu menatap langit dengan sendu.

"Percaya sama gue, semuanya akan berakhir dengan bahagia" ucap langit menangkup kedua pipi senja. "Lo boleh bersikap dingin nja, tapi pliss lo jangan dingin sama gue" ucapnya lagi.

"Sorry..."

"Lo ngga perlu minta maaf, lo ngga salah" ucap langit. "Senyum dong" ucapnya lagi, menarik kedua pipi senja, membentuk senyuman.

"Nah, gitu kan manis" ucap langit ikut tersenyum. Sudah sekian lama ia tak pernah melihat senyum manis milik senja.

"Ayo pulang, udah malem" ajak langit.

"Masih setengah tujuh" ucap senja, melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Ya kan udah malem, ntar lo dicariin".

"Ngga bakal" ucap senja "yang ada gue bakal kena tamparan lagi" lanjutnya dalam hati.

"Ah udahlah, ayo pulang" ucap langit, menarik tangan senja supaya berdiri, lalu menariknya hingga ke parkiran.

Dret...drett...drettt

"Eh bentar" ucap senja lalu merogoh ponselnya yang ia taruh di saku roknya.

"siapa?" tanya langit.

"Bik sari" jawabnya, lalu ia mengeser tombol hijau.

"Assalamualaikum bik, ada apa?''

Galaksi, Senja & LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang