Jiyeon melirik jam tangannya dan langsung beranjak, kini sudah jam menunjukan tiga puluh menit sebelum kelas pria itu berakhir, dan Jiyeon tidak ingin kehilangan kesempatannya, lebih baik menunggu lebih lama dari pada tidak bertemu pria itu.
Dan sebelum menuju ruangan Jungkook, Jiyeon berbalik menuju ruang kesekertariatan panitia, di mana ia meninggalkan gitarnya begitu saja setelah mendapatkan keputusan yang menurutnya sedikit gila untuk acara Spring Day di kampusnya, tentu saja mereka yang akan diuntungkan jika Jungkook berhasil menjadi guest star, tapi di belakang kesuksesan itu ia yakin dirinya yang harus merangkak-rangkak agar es batu itu mau berduet dengannya.
-Kelas kita berakhir lebih awal, cepatlah ke sini.-
Satu pesan masuk dari Jiwon membuat Jiyeon tersenyum, ternyata tidak ada ruginya ia menunggu sedikit lebih lama dari jam keluar, nyatanya belum sampai sepuluh menit ia menunggu di depan ruang kelas Jungkook, Jiwon sudah mengirimnya pesan jika kelas selesai lebih awal, dan kini ia semakin mendekati misinya untuk menyampaikan informasi mengenai acara Spring Day dirinya dengan Jungkook.
"Permisi..." Jiyeon menahan lengan Jungkook saat pria itu berjalan begitu saja melewatinya, membuat Jungkook menatapnya tajam dan menghempaskan tangan Jiyeon begitu saja dan pergi meninggalkan Jiyeon yang masih menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Yak! Aku memanggilmu." Seru Jiyeon tidak menyerah, ia mengejar Jungkook dan mencoba mengimbangi langkah pria itu yang terasa begitu panjang untuknya.
"Astaga! Apa pendengaranmu bermasalah? Aku memanggilmu Tuan!" Jiyeon sedikit menaikan nada suaranya, membuat Jungkook menghentikan langkahnya dan menatap Jiyeon dengan tatapa tajam yang menghunus.
"Pergi dari hadapanku sekarang juga!" desis Jungkook dengan rahang mengeras membuat Jiyeon sedikit takut, namun saat bisikan menyerah menghantuinya ia segera menggeleng, tidak, ia tidak ingin menyerah, jika menyerah sama saja menyerahkan diri ke neraka, karena ia yakin ada hukuman lebih berat yang sudah disiapkan oleh teman-teman satu organisasinya itu.
"Tapi ada yang ingin aku katakan padamu..." Cicit Jiyeon dengan suara lemah, dan menatap Jungkook dengan tatapan memohon, berharap pria itu luluh dengan tatapannya, biasanya jika ia melakukan itu pada semua orang maka tidak ada yang kuasa untuk menolak permintaanya.
"Aku tidak peduli apa urusanmu denganku. Pergi sekarang!" Jungkook kembali meninggalkan Jiyeon yang sudah mendesah frustasi, namun gadis itu kembali mengejar Jungkook bahkan mengikuti pria itu hingga tempat parkir.
"Lima menit, tidak tiga menit, aku hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting." ujar Jiyeon masih berusaha saat Jungkook sudah mencapai mobilnya dan akan masuk, namun Jiyeon kembali menahan pria itu, menutup pintu kemudi yang sebelumnya telah dibuka oleh Jungkook dengan sedikit keras, walau ada ketakutan dalam dirinya saat melihat tatapan Jungkook, namun ia mencoba menyembunyikan ketakutan dengan baik.
"Perkenalkan. Aku Jiyeon dari Departement of Classical Music. Kau dan aku akan menjadi guest star di acara Spring Day kampus kita, kau bisa'kan?" Tanya Jiyeon dengan setengah memohon, Jungkook masih menatapnya tajam, memejamkan matanya lama dan mendorong Jiyeon tanpa perasaan untuk menyingkir dari mobil, membuat gadis itu terhuyung hampir jatuh. Dan tanpa mengatakan apapun Jungkook menjalankan mobilnya meninggalkan Jiyeon yang masih mematung, melihat pertama kalinya manusia yang tidak memiliki sifat kemanusiaan.
"Hei, bagaimana?" Suara seseorang menyentak dirinya dari kekesalannya karena Jungkook, Jiyeon membalikan tubuhnya dan melihat Jiwon yang menatapnya dengan tatapan menunggu jawaban.
"Bagaimana dengan Jungkook? Kau berhasil membujuknya?" Tanya Jiwon antusias.
"Dia bukan manusia." Ujar Jiyeon singkat dan meninggalkan Jiwon yang masih tercengang dengan jawaban Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Be Hurt
RomancePark Jiyeon wanita yang tak diinginkan orang tuanya, bahkan di anggap pembawa sial oleh keluarganya.