Ringisan kecil dari bibir Jiyeon membuat Jungkook segera beranjak dari duduknya, dan mencoba mencodongkan tubuhnya ke arah Jiyeon.
''Apa yang kau rasakan?'' tanya Jungkook spontan mencegah tangan Jiyeon yang ingin menyentuh lukanya.
Jiyeon mengerjap, mencoba mencerna apa yang terjadi dan dimana dirinya sekarang, saat matanya menatap Jungkook dan tangannya yang berada dalam genggaman pria itu, ia sontak mendorong Jungkook dan langsung terduduk, namun perih pada perutnya membuat ia memilih untuk berbaring kembali.
''Kenapa aku bisa berada di sini? Dan apa yang kau lakukan?'' Tanya Jiyeon lirih dengan tatapan curiga ke arah Jungkook, membuat pria itu mendengus, seharusnya gadis itu mengucapkan terima kasih bukan menatapnya seolah-olah dia adalah tersangka kasus pembunuhan.
''Kau hampir menabrakan dirimu jika kau lupa, nona.''Nada suara Jungkook berujar ketus, namun hal itu tidak terlalu ditanggapi oleh Jiyeon, gadis itu justru sibuk memutar kembali memorinya, hingga ia sampai berada disini.
''Jangan katakan jika kau membawaku ke rumahmu dan ini kamarmu?''
"Kau pikir aku sudi membawamu ke kamarku, yang belum terjamag siapa pun, jika bukan karena aku melihat gadis yang hampir sekarat sekaligus berniat mati dengan menabrakan dirinya dan sialnya itu adalah mobilku, aku juga tidak akan membawamu ke kamar sakralku.'' ujar Jungkook dengan raut kesal membuat Jiyeon memejamkan matanya merasa bersalah.
"Maaf merepotkanmu, dan aku tidak berniat bunuh diri tuan, tolong ralat ucapanmu.'' Ujar Jiyeon langsung membuka matanya dan menatap Jungkook kesal.
Jiyeon langsung terlonjak kaget saat mengingat sebelum bertemu ayahnya ia akan membeli makan malam, gerakan tiba-tiba itu membuat dirinya mengaduh dan memegangi perutnya, dengan sigap Jungkook membantu gadis itu untuk duduk.
''Aku harus pulang, adikku pasti mencariku.'' Jiyeon akan beranjak, namun Jungkook menahan lengannya dan menatapnya dengan tajam.
"Aku sudah berbicara dengan adikmu dan mengatakan kau ada urusan denganku, jadi istirahatlah di sini Jiyeon! Jangan membantah jika kau tidak ingin merasakan sakit!." Jungkook berujar tegas dan mendorong tubuh Jiyeon agar gadis itu kembali berbaring.
"Apa yang kau lakukan?! Aku harus pulang, dan ini tidak ada urusannya denganmu, siapa dirimu peduli denganku?" Jiyeon protes dengan tindakan Jungkook membuat pria itu menatapnya sengit dan mendecak kesal, kesal pada Jiyeon juga dirinya sendiri yang kenapa bersikap seolah-olah adalah kekasih gadis itu.
'Tidak ada urusannya denganku kau bilang?! Aku yang menolongmu jika kau lupa, aku yang membawamu dan merawatmu, dan aku adalah orang yang akan bertanggung jawab sampai akhir, jadi turuti semua perkataanku, Jiyeon!!." Sekali lagi Jungkook mengatakannya dengan tegas membuat Jiyeon menatapnya tak percaya, hari ini ia melihat sosok Jungkook yang berbeda dari kemarin, Jungkook yang lebih banyak berbicara padanya dengan berbagai macam ekspresi, berbeda sekali dengan kemarin yang bahkan pria itu hanya berkata dengan nada sedatar papan triplek.
"Semakin mengenalmu aku semakin menemukan sisi dirimu yang sesungguhnya ya?" Jiyeon justru membalas ucapan Jungkook dengan nada santai, Killer smile yang Jungkook miliki membuat Jungkook membeku, sial, gadis ini ternyata memiliki senyuman yang membuat Jungkook entah mengapa tidak ikhlas jika Jiyeon menunjukannya pada pria lain selain dirinya.
"Diam dan istirahatlah." Perintah Jungkook, namun Jiyeon bukan gadis penurut yang akan mematuhi Jungkook begitu saja.
"Aku sangat berterima kasih kau telah menolongku, tapi kumohon aku harus pulang malam ini.'' Jiyeon mengigit bibirnya membayangkan jika ayahnya malam-malam pulang ke rumah dan melukai ibunya dan Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Be Hurt
RomancePark Jiyeon wanita yang tak diinginkan orang tuanya, bahkan di anggap pembawa sial oleh keluarganya.