One

668 96 18
                                    

Gadis itu menjatuhkan bokongnya di reremputan yang telah mati, mulai memetik senar-senar gitarnya menjadi detingan nada yang menyayat-nyayat hati. Meliuk dari nada rendah, merambat naik semakin tinggi, jemarinya lincah menari-nari di atas fret gitar, berpindah ke minor ke mayor, ia memejamkan mata meresapi alunan yang memeluknya dalam rasa pilu yang mencengkam, Missing you today yang ia mainkan begitu apik hingga siapa pun yang mendengarnya akan terhanyut dalam nada-nada kesedihan yang berkepanjangan namun juga memiliki nuansa romantika cinta serta perasaan rindu yang mengadu-aduk hati.

Saat ia selesai memainkan musik klasik itu ponsel di saku celananya bergetar, perasaan menyejukan yang ia dapatkan langsung berubah menjadi rasa kesal, ia mengangkat ponselnya dan langsung mendapat teriakan dari sebrang sana.

"Jiyeon-ah di mana dirimu? Kau lupa kita memiliki rapat sejak dua jam yang lalu untuk membahas Spring day kampus kita. Di mana kau sekarang hah?!"

Gadis itu langsung mematikan sambungan teleponnya dan mengumpat karena melupakan rapat anggota panitia yang telah terpilih sebagai tim sukses di Sopa fakultas, dan hari ini mereka akan membahas lebih lanjut.

"Kau akan menjadi salah satu ' Gues star ' bersama Jeon Jungkook dari Departemen of Vocal Music, kalian akan berduet. Ahh dan kau punya misi khusus untuk membuat pria itu mau mengisi acara di kampus kita tahun ini. Fighting Jiyeon." ucap salah satu teman kepanitian di ruangan  terus berputar dikepala Jiyeon.

Jeon Jungkook? Pria gila, tak tersentuh dan menakutkan. Ya Tuhan, bunuh aku jika saja begini. Jungkook membatin dan melemaskan bahunya, sialannya dia tidak bisa menyanggah karena dirinya tidak ikut rapat tadi.

Dengan lemas Jiyeon berjalan menuju kantin, memikirkan cara untuk membuat Jungkook harus mau berduet dengannya di acara itu tiga bulan lagi.

" Sialan! bebanku bertambah" umpat Jiyeon dan menendang angin kosong dengan sneakernya.

"Hey ada yang menganggumu?" Tanya Kristal merangkul bahu sahabatnya itu membuat Jiyeon menghela nafasnya lelah.

"Ya. Sangat mengangguku." Jiyeon melemaskan bahunya dan menatap Kristal dengan tatapan lelah.

"Ada apa ceritakan padaku? Apa Ayahmu kembali membuat masalah." Gelengan dari Jiyeon membuat Kristap menghela nafasnya lega.

"Lebih dari itu Kristal, ahh bagaimana ini, aku harus mengajak Jeon Jungkook untuk berduet denganku di acara Spring Day."

"Apa? Jeon Jungkook? Kau gila? Ya Tuhan bagaimana mungkin? Kau sama saja masuk ke kandang harimau." Kristal menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan matanya yang menatap prihatin ke arah Jiyeon, siapa yang tidak kenal Jeon Jungkook? Si batu es berjalan yang tidak pernah bersosialisasi atau pun terlihat memiliki teman, pria yang seolah menganggap dirinya satu-satunya makhluk hidup di dunia ini, otoriter dan tak tersentuh, selama ini tidak ada anak kampus yang berani mendekatinya walaupun pria itu memiliki wajah setampan dewa-dewa yunani, sayang tatapan matanya yang memancarkan aura membunuh membuat setiap wanita ingin mendekatinya langsung menciut.

"Bukankah sudah kukatakan ini lebih besar dari masalah Ayahku. Astaga bunuh aku saja." Jiyeon mengacak-acak rambutnya frustasi. Milirik jam tangannya dan menghembuskan nafas lelah saat mengingat ia ada kelas jam ini, mungkin setelah kelas ia akan mencari informasi tentang jadwal Jungkook agar dia lebih mudah mendekati pria itu.

....

"Hai, kau anak Departement of Vocal Music kan? Apa kau mengenal Jeon Jungkook?" Tanya jiyeon yang baru saja menyelesaikan kelasnya langsung berlari menuju gedung Departement of Vocal Music.

"Jeon Jungkook? Tentu saja aku mengenalnya, ada apa kau mencari pria paling tampan abad ini?" ujar gadis dengan rambut yang dicat cokelat.

"Ahh ya, kau mengenalnya?"

Born To Be HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang