11

106 9 1
                                    

Hai haiii, im backk🤪

Jangan lupa follow dan votment 💖💖

Jam dinding menunjukkan pukul 3 sore, sinar matahari pun tak begitu tampak. Cuaca hari ini terlihat mendung.

Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, Alysa langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk miliknya itu.

"Al, makan dulu gih! Mama udah bikinin kesukaan kamu." teriak Isabella di bawah sana.

"Iya Ma, nanti aku turun." balas gadis itu dengan lesu.

Berada terlalu lama di bus membuat Alysa sedikit mual, namun ia tetap bisa menahannya.

Pikiran nya kembali melayang kejadian waktu di bus tadi.

"Al, lo duduk di samping gue aja." ajak Andra menarik tangan gadis itu.

Alysa hanya menganggukkan kepala, tak berniat menjawab ajakan pria tersebut.

Gevano yang melihat hal tersebut hanya diam, seperti orang asing yang melihat kedua sejoli itu duduk bersama.

Tak biasanya Gevano seperti itu. Pria tersebut selalu tak memperbolehkan Alysa duduk dengan siapa saja kecuali dirinya. Namun kali ini berbeda.

Ada apa dengan pria jakung itu?

Alysa tak ambil pusing, hanya saja rasanya berbeda. Tapi gadis itu terlalu gengsi untuk memikirkan hal hal seperti itu.

Suara notif yang tiba tiba, membuyarkan lamunan nya. Sebuah pesan masuk bertulis "Andra" berada di layar smartphone milik gadis itu.

Andra : "Al, udah dirumah?"

Alysa : "Udah, kenapa?"

Andra : "Gimana, lo masih mual ngga?"

Alysa : "Lumayan."

Andra : "Makan dulu gih, besok berangkat sekolah bareng gue."

Alysa : "Gue masih ada supir."

Andra : "Gue ga terima penolakan Al, jam setengah 7 besok gue jemput."

Alysa hanya mengacuhkan pesan dari Andra tersebut. Tak berniat untuk membalasnya.

Mendengar perutnya yang sudah keroncongan, ia pun memutuskan untuk turun guna mengisi perutnya itu.

"Al, kamu tadi pulang ngga dianter Gevano?" ujar Isabella saat melihat anak gadisnya turun.

"Engga mah, tadi aku bareng Andra." jawab Alysa seadanya.

"Kamu lagi marahan sama Gevano? Biasanya dia paling seneng kalo disuruh mampir ke rumah." selidik Isabella.

Alysa hanya menanggapi dengan menaikan bahu, mengisyaratkan dia pun tak tau.

Isabella yang mengetahui sikap anaknya itu hanya tersenyum hangat.

"Yaudah habisin makanannya, kalo udah istirahat gih." Isabella mengelus kepala gadis itu dengan halus.

Waktu pun berlalu, tak terasa kini sudah pukul 8 malam saja. Setelah makan tadi, Alysa memutuskan untuk melihat sebuah film di laptop kesayangan nya itu.

Karena masih belum mengantuk, gadis berambut coklat itu memutuskan untuk membuka aplikasi WhatsApp miliknya. Mengecek satu persatu pesan yang masuk di dalamnya.

Disisi lain, seorang pria menghembuskan nafasnya kasar. Ia memantau sesuatu dari gadget canggih miliknya.

Siapa lagi kalau bukan Gevano? Sejak pulang dari acara camping, pria itu hanya mengamati ponsel milik nya.

"Alysa udah sampe rumah belum sih! Kok dia ga ngabarin gue?"

"Info nya sih online tapi kok ga ngechat gue, duh!"

"Apa dia tau ya kalo gue marah? Jangan jangan dia ga peduli lagi."

Begitu kira kira isi kepala Gevano sekarang, hanya berjalan mondar mandir di ruang keluarga.

Ia gelisah, sangat. Bahkan kuku di jari nya hampir habis ia gigiti. Tapi ya namanya juga Gevano, mana segan dia mengabari duluan.

Toh, belum tentu Alysa membutuhkan kabarnya.

Masa iya, ia harus mengirim pesan duluan?

Masa iya, ia harus bertanya tanya tentang kabar Alysa?

"Udah lah bodo amat anjing, dia mau ngabarin gue apa ga!" seru Gevano membanting ponsel miliknya.

"Tapi gue kepo sama kabarnya." batin Gevano.

Dengan membuang segala ego yang ada, ia kembali meraih gadget miliknya dan menekan nomor gadis yang mengacaukan pikiran nya itu.

Gevano : "Al, dimana?"

Alysa : "Di rumah. Apaan?"

Gevano : (buset ni anak sensi amat)
"Sampe rumah jam berapa?"

Alysa : "Idih, kesambet apa lo nanyain kabar gue?"

Gevano : "Gue-"

Alysa : "Van, gue ngantuk, lanjut besok aja."

Gevano : "Tapi-"

Tut.

Begitulah kisah Gevano yang berujung hambar.

BIASALAH

"Gapapa sumpah, gapapa. Gue gapapa." Gevano berusaha meyakinkan dirinya.

Keesokan harinya Alysa datang ke sekolah meneteng tas ransel miliknya, tak lupa sekotak susu coklat berada di genggaman nya.

"Buset, Neng Alysa pagi pagi udah cakep aja," cegat Joko menghampiri Alysa.

"Iyalah emang elo pagi pagi masih aja buluk." ketus Alysa melewati Joko didepanya.

Joko adalah teman sekelas Alysa, ia memang gemar menjahili gadis itu setiap ada kesempatan.

"Duh Neng, galak amat sih. Nanti cantiknya ilang loh." goda Joko hendak merangkul bahu gadis itu.

Dengan cepat Alysa menepis tangan Joko yang hampir saja merangkul bahu nya.

"Jauh jauh deh, lo bau." tukas gadis itu dengan menatap Joko remeh.

Joko pun langsung memegang dada nya, berakting seolah olah dia terkena serangan jantung.

Sakit sekali perkataan Alysa, tapi memang benar adanya.

TBC



GEVANO ALRESTA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang