12

26 1 1
                                    

Sudah seminggu Alysa mengabaikan Gevano, tak tau pasti apa yang gadis itu rasakan hanya saja malas berurusan dengan berandalan satu itu.

"Lo masih ngediemin si Gevano nih ceritanya?" tegur Gea menyolek pundak Alysa yang berada disampingnya. Sedangkan Alysa sendiri hanya memutarkan bola matanya malas. 

"Gue diajak nonton sama Andra." jelas gadis itu sambil menyeruput es jeruk yang ada dihadapan nya. Memang kedua gadis itu sedang berada dikantin untuk menghilangkan dahaga nya seusai jam olahraga tadi.

"Hah? Serius lo?" tanya Gea tak percaya. 

"Besok, jam 7 malam di Mall Paragon."

"Lo yakin mau nonton sama dia?" ujar Gea memastikan.

"Emang kapan si Andra ngajak lo nonton? Perasaan baru kemarin deket deh, gercep amat tu bocah." lanjut Gea dengan tatapan penuh tanya.

"Kemarin sih, waktu dia nganterin gue pulang. Emang kenapa Ge?" giliran Alysa bertanya kepada gadis berambut coklat kemerahan itu. Pasalnya tak biasa sahabat nya satu ini terlalu mencampuri urusan kencan pribadinya. 

Toh, jika ditanya mengapa ia setuju, ya karena dia ingin saja. Lagipula gadis itu tak memiliki jadwal apapun.

"Gue takut aja lo diapa apain sama Andra, Al" terang Gea dengan tatapan penuh was was. Sebab gadis itu cukup mengenal Andra dengan baik. Si playboy kelas kakap yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan yang ia inginkan. Tak terhitung berapa wanita yang sudah pria itu kencani.

"Tenang aja, gua bisa kok jaga diri." jelas Alysa dengan raut wajah yang tenang.

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Alysa segera merapikan buku nya dan beranjak pergi dari tempat duduknya itu.

"Al," cegah pria jakung yang tak lain adalah Gevano.

Alysa yang sudah sangat malas dengan pria satu ini hanya menaikan satu alisnya.

"Eee-e lo malem ini ada acara?" kikuk pria itu.

"Ada,"

"Gua sibuk." lanjut Alysa memutuskan percakapan begitu saja.

Gadis itu mengeratkan pegangan ransel yang ada di bahunya dan melenggang pergi.

Gevano yang melihat tingkah Alysa hanya menghembuskan nafas kasar.

Sesampainya di rumah, Alysa segera melemparkan ranselnya dengan asal. Gadis itu merebahkan di kasur empuk miliknya.

"Apa gue keterlaluan ya sama Gevano tadi?" terbesit rasa bersalah yang menggerogoti hati gadis tersebut.

Namun tetap saja, Alysa tidak ingin ambil pusing dan mulai memejamkan kedua mata nya. Hingga tak sadar gadis itu sudah ada di alam mimpi.

Andra

"Al, nanti jadikan?"
18.43

"Gue jemput lo jam 19.00"
18.50

"Gue otw."
18.55

Alysa terbangun dari alam bawah sadarnya, ia mengerutkan dahinya kesal. Notif hp yang terlalu keras sangat menggangu tidurnya itu.

Gadis tersebut melirik ke arah jam dinding, betapa terkejutnya ia bahwa waktu menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit.

Gawat, sudah hampir sepuluh menit ia terlambat. Gadis itu kocar kacir ke kamar mandi dengan gerakan kilat.

Bagaimana bisa dia tertidur dari sore hingga larut seperti ini? Alysa merutuki kebodohannya.

Terdengar teriakan Isabella dari bawah, "Alysaa, ini Andra udah dirumah."

Alysa yang mendengar suara tersebut buru buru menyelesaikan ritual persiapan nya dan turun kebawah.

Dress putih dipadukan heels bewarna hitam menjadi pilihan nya malam ini. Tak lupa dengan tas mungil senada dengan warna dress yang ia gunakan. Rambut digerai asal menambah kesan cantik alami pada diri Alysa.

"Ma aku pergi dulu, mau nonton sama Andra." pamit gadis itu sambil mencium tangan Isabella.

Andra pun tersenyum, "Iya tante, Alysa aku ajak main dulu yaa."

Isabella mengangguk meng-iyakan. "Hati hati ya, jangan malem malem pulangnya."

"Siap tante."

Alysa berjalan menuju mobil milik Andra yang terparkir di halaman miliknya.

Setelah dua puluh menit perjalanan, mereka sampai di Mall Paragon.

"Lo cantik banget Al," puji Andra saat melihat Alysa memilih pop corn yang ia sukai.

Gadis tersebut hanya tersenyum tipis, enggan menanggapi pujian Andra.

Film pun dimulai, mereka memutuskan untuk melihat The Rise of Gru. Bukan pilihan Alysa melihat itu, hanya saja mereka berdua terlalu malas mendebatkan film apa yang akan mereka tonton.

Satu jam lebih dua puluh menit, film selesai diputar. Andra dan Alysa berjalan menuju keluar bioskop.

"Lo keliatan murung banget masihan?" tanya Andra mencairkan suasana.

"Gapapa." singkat Alysa.

"Gue tau nih cara bikin lo lepas penat!"

Alysa memalingkan wajah ke Andra, menautkan alis seolah bertanya.

"Ikut gue!"

Andra berjalan menggandeng tangan milik Alysa menuju parkiran. Gadis itu hanya pasrah dibawanya.

Tepat perjalanan sepuluh menit dari Mall, mereka sampai pada tujuan.

Paradise Club

Terpampang besar tulisan tersebut di dekat parkiran mobil mereka.

"Lo yakin kita mau kesini?" tanya Alysa memastikan.

"Lo aman, ada gue."

Alysa tak berpikir panjang, gadis itu turun dan memasuki club yang sudah ia datangi tersebut.

Suara dentuman keras menyambut kedatangan Alysa. Banyak sekali adegan adegan yang sebelumnya ia lihat di film kini ia lihat secara langsung.

Jujur ini pertama kali nya ia datang ke tempat seperti ini. Rasa takut dan penasaran menjadi satu.

Andra datang membawakan segelas vodka dan diberikan kepada gadis itu.

"Nih minum Al, dijamin penat lo bakal lepas!" tawa pemuda itu sambil sempoyongan.

Sudah terlihat jelas, jika Andra tidak hanya sekali datang ke tempat seperti ini.

Alysa menerima gelas berisi vodka pemberian Andra, gadis itu ragu akan meminumnya atau tidak.

"Kenapa? lo takut? cupu amat sih dek," ejek Andra melihat Alysa kebingungan.

Bukan Alysa namanya jika suka diremehkan. Gadis itu langsung meneguk habis segelas vodka yang ada di tangannya.

"Let's go to heaven baby!" ucap Andra sambil merangkul gadis tersebut.

Alysa tidak sadar apa yang akan terjadi setelah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GEVANO ALRESTA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang