1

915 45 4
                                    

Gevano Alresta, pemuda tinggi yang beralis tebal dan tak lupa sikap berandalan nya yang di takuti se-antero SMA Pelita Bangsa.

Ia dijuluki es batu berjalan karena sikap dingin nya yang melebihi kutub utara.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Alysa. Di mata Alysa, Gevano adalah manusia terburuk yang pernah ia temui. Bagaimana tidak? Laki laki itu bahkan tiada henti mengganggu dirinya. Hampir tiap hari kelas menjadi gaduh karena ulah Gevano yang jahil pada gadis itu.

"Anjing, punya mata ga sih lo!" seru Alysa ketika dirinya jatuh ke lantai.

"Oh sorry, gue kira tembok. Abisnya rata semua, gaada tonjolan." balas pria yang menabrak Alysa.

Bangsat nih orang.

"Udah nabrak, ga minta maaf lagi, setan!" gerutu Alysa.

"Lo ngatain gue setan? Ga salah lo?" sulut Gevano.

Ya, pria yang menabrak Alysa adalah Gevano. Sudah menjadi kebiasaan sehari hari Gevano untuk mengganggu Alysa. Bagi nya melihat Alysa marah adalah kepuasan tersendiri.

"Ga salah matamu cok, kon nabrak aku gak minta maaf, gendeng." batin Alysa.

Alysa yang tak ingin pagi nya rusak karena hal sepele, segera bangun dan melenggang pergi dari pria tersebut.

"Mau kemana lo?" susul Gevano.

"Ke kelas lah goblok, emang mau kemana lagi. Lo pikir gue bakal bantuin Kang Nanang jualan bakso?" sergah Alysa.

Kang Nanang adalah penjual bakso yang berada di kantin sekolah Alysa. Pada jam istirahat, Alysa seringkali membeli bakso tersebut. Soal rasa jangan di ragukan lagi. Rasanya seperti anda  menjadi iron man, kata Alysa.

"Ya kali aja lo mau."

"Idih ogah, udah lah Vano sana minggir. Lo bau tau ga"

Gevano yang tak terima oleh perkataan Alysa, segera menghimpit kepala gadis itu di bagian lenganya. Tak lupa bagian hidung Alysa dipaskan pada ketiak Gevano.

"Nih cium bau ketek gue, wangi kan. Enak aja lo ngomong ketek gue bau."

"Gue gabisa naf-mmmph."

"Rasain lo kampret."

Sontak hal tersebut menjadi perhatian murid lain. Banyak yang mengira mereka pacaran, namun tak sedikit juga yang menyangkal hal tersebut.

Sesampainya di kelas XI IPS 1 Gevano melepaskan himpitan pada kepala Gadis itu. Alysa yang masih merasa kelimpungan, berjalan sempoyongan ke arah tempat duduknya. Pasalnya Gevano membawa dirinya seperti membawa bola, diarahkan kesana kemari bagai tak membawa beban.

"Vano, lo apain lagi sih Alysa. Kasian tuh sampe kelimpungan kaya gitu, sarap lo!" tegur Aca selaku sahabat Alysa.

Aca segera memberikan sebotol air putih untuk mengembalikan kesadaran Alysa.

"Gila lo Vano, gue sampe puyeng lo bawa kesana kesini. Rambut gue jadi rusak anjing!" semprot Alysa ketika kesadaranya mulai kembali.

"Salah siapa ngatain ketek gue bau, orang wangi kek gini." timpal Gevano yang tak mau kalah.

"Serah."

"Ih, ngambekan lo."

"Bacot lo."

Gevano yang hendak menjawab terdahului oleh bel masuk yang berbunyi.

Setelah 3 jam di kelas, ini waktunya murid murid untuk beristirahat. Alysa dan Aca segera menuju kantin untuk mengisi perut nya yang kosong.

Disusul oleh Gia dan Ara yang merupakan sahabat Alysa namun berbeda kelas. Mereka kelas XI IPA 1 yang letaknya hanya bersebrangan dengan kelas milik Alysa.

"Muka lo kenapa Al, sebel banget kayaknya." tanya Ara yang kini duduk di depan Alysa.

"Biasa si Vano gangguin Alysa lagi." balas Aca yang sudah membawa 4 mangkok bakso milik Kang Nanang.

"Aelah si Vano seneng banget dah bikin repot anak orang." timpal Gia yang sudah judeg dengan tingkah Vano.

"Wih ciwi ciwi pada ngumpul nih!" seru Faiz yang menghampiri mereka berempat.

"Biasanya nih ya ciwi ciwi kalo udah ngumpul, kalo ga ngomongin doi ya pasti gibah!" tambah Vito yang kini duduk di dekat Gia.

Gevano dan Arya hanya mengikuti mereka berdua dari belakang. Faiz, Vito dan juga Arya adalah teman se-gengnya Gevano. Jadi tak asing jika mereka terlihat bersama terus menerus. Mereka berempat juga menempati kelas yang sama.

Gevano yang kini duduk di samping kanan Alysa hanya diam dan memperhatikan gadis itu melahap bakso miliknya.

Alysa yang merasa sedang diamati Gevano pun tak sengaja tersedak bakso yang akan ditelan nya.

"Uhuk-Uhukkk."

"Lo itu kalo makan pelan pelan makanya, gausah grogi." Gevano segera mengambil es teh yang berada di samping kiri Alysa.

Alysa mengira jika es teh itu untuk dirinya, namun tidak. Gevano malah meminum setengah dari es teh miliknya tersebut.

"Vanoooo, lo ngapain minum es teh gue!" kesal Alysa.

"Gue haus, masa lo tega sama gue."

Tak hanya berhenti disitu saja, kini Vano beralih menyunduk bakso milik Alysa lalu memakan nya.

Sabar Al, orang sabar pacarnya Manurios.

Vano yang merasa tidak bersalah segera berdiri dan mengusap kepala Alysa sebelum pergi.

"Makan yang banyak ya, biar nanti pas gue jailin lo punya tenaga buat marah marah."

Alysa tak menghiraukan perkataan Gevano dan melanjutkan kegiatan makannya itu.

Random banget ni bocah.

Random banget ni bocah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gevano Alresta

Alysa Catherine Alexander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alysa Catherine Alexander



TBC

Haloo, salam kenal!! Maaf bgt ya kalo ada typo bertebaran😭 Aku masih awalan bgt nulis wattpad🥺 Semoga kalian suka!!❤️❤️

Jgn lupa vote & comment 🥰

GEVANO ALRESTA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang