5

282 21 0
                                    

Sinar matahari mulai memasuki celah celah jendela milik Alysa. Gadis itu menguap, jam menunjukan pukul 6 pagi.

Alysa memutuskan untuk pergi mandi dan bersiap menuju sekolah.

"Ma, Alysa berangkat dulu." ujar gadis itu sambil memakan roti di meja makan.

"Loh ga bareng Gevano?" tanya Isabella.

"Gevano?" beo Alysa.

"Iya, Vano udah di depan loh Al." jelas Isabella kepada anak semata wayangnya itu.

Alysa lantas menyusul keberadaan Gevano. Tumben sekali Gevano mau mengantar dirinya sekolah.

"Ngapain lo disini?" tanya gadis itu.

Gevano menoleh ke sumber suara. Dilihatnya Alysa sudah berpakaian rapi lengkap dengan roti di tangan nya.

"Nganterin lo lah." kata Gevano.

"Gue masih mampu bayar supir, jadi lo gausah repot repot jemput gue." tukas Alysa.

Gadis itu masih kesal dengan Gevano. Ia masih malu tentang kejadian semalam. Bisa bisa nya Alysa berharap Gevano akan menciumnya? Kesalahan besar memang.

"Masih ngambek lo sama gue?" tanya Gevano.

"Menurut lo." acuh Alysa.

"Udah ayok, keburu siang ntar lo dihukum loh." ajak pria tersebut.

"Gue bisa dianter sama Mang Asep, lo duluan aja." jelas gadis itu.

"Mang Asep baru pulang kampung Alysa."

Gadis itu hanya menggerutu sebal.

"Yaudah sih terserah, mau telat kek mau kagak, gue ga peduli. Sia sia gue bangun pagi buat jemput lo."

"Siapa suruh lo bangun pagi."

"Gue berangkat."

"E-eh jangan dong, iya iya gue bareng lo." cegah gadis itu.

Gevano tersenyum simpul. Ia sudah yakin jika gadis ini akan berangkat bersama dirinya.

Gevano pun menyalakan motor miliknya, dan segera berangkat menuju SMA Pelita Bangsa, sekolahnya.

Sesampainya disana, banyak mata yang melihat mereka berangkat bersama. Mereka menggunjing satu sama lain karena tak suka akan kedekatan Alysa dan Gevano.

"Pulang sekolah bareng gue Al." ujar Gevano melepas helm nya.

Alysa tak menggubris perkataan Gevano, gadis itu hanya melanjutkan langkah nya menuju kelas.

Saat berjalan di lorong kelas, tiba tiba Alysa di cegah oleh kakak kelas yang ia yakini akan melabraknya.

"Heh lo jangan deket deket ya sama Gevano!" teriak kakak kelas ber-name tag Cecilia.

"Apaansih anjing." sergah Alysa.

"Ga sopan banget sih lo jadi adek kelas." ujar Cecillia sambil menunjuk muka Alysa.

"Ya terus kenapa kalo gue ga sopan? Dan gue gasuka lo nunjuk nunjuk muka gue." jelas Alysa.

"Body kaya triplek aja bangga lo."

"Body bekas om om aja bangga lo." balas Alysa dengan tenang.

Alysa melanjutkan langkah nya tanpa memperdulikan kakak kelasnya itu. Gadis itu tidak bisa mengontrol emosi nya jika sudah terpancing. Tak peduli lawan nya kakak kelas atau bukan, jika mereka yang mulai terlebih dahulu Alysa pun tak takut.

"Paansih pagi pagi udah bikin rusuh aja." batin Alysa.

Alysa pun sampai di kelasnya, ia disambut oleh Aca, sahabatnya.

GEVANO ALRESTA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang