CK 26

10 1 0
                                    

Kedua aksa yang dulu penuh damba kala menatap senja, kini bayangan senja dari bola matanya terkikis oleh air mata.

Seolah banyaknya air mata yang siap tumpah, tapi tak terjadi karena dia berusaha menahannya.

Kalbu yang selalu bersorak tanpa suara menyoraki "Kau Indah Senja!" Kini tidak lagi. Patah dan sedikit hancur, seolah banyak badai yang menghatam.

Entah berapa lama dia memperbaikinya, entah butuh berapa waktu kalbu itu kembali utuh. Seperti dulu.

Senyum yang tak pernah luntur kala memandang goresan oranye bercampur merah merekah di bumantara. Kini, kemana perginya senyuman itu? Seolah banyak kesedihan yang merenggutnya.

Kebahagiaan apa yang mampu mengembalikkan sinar bola matanya, kalbunya dan senyumannya.

Catatan KalbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang