Part 2

470 313 216
                                    

Celotehan Eun Young yang tersambung melalui Audio mobil menemaniku beberapa menit belakangan dalam perjalanan menuju district Yongsang dimana letak Kantor Pusat HYBE Entertainment berada.

Benar-benar paling tidak mau rugi. Waktu dalam perjalanan pagi ini pun dimanfaatkan Eun Young Eonni untuk melangsungkan online meeting bersama Tim Event Organizer yang bertanggungjawab terkait pelaksanaan konser BTS nanti.

Mobil yang ku kendarai berhenti tepat di area parkir depan gedung, saat itu juga kulihat seorang pria muda mengenakan pakaian kasual baru saja berjalan dengan angkuhnya memasuki gedung Kantor.

"Park Jimin!"

Aku menarik rem tangan, mencabut kunci dan segera berlari menyusulinya.

Mau apa si hinabina itu datang ke kantor?! Bukankah seharusnya dia sedang photoshoot untuk konsep photobook Konser BTS nanti? Kehadirannya pagi buta ini benar-benar mencurigakan!

Aku sedang tidak berada dalam mode 'ramah tamah' sekarang. Jadi kupercepat langkah kaki ku menuju pintu lift dan mengabaikan sapaan security di depan tadi. Jimin sudah secepat kilat menghilang dari pandanganku.

Saat aku tergesa, Seorang wanita muda dengan wajah manis natural dan surai lurus sedada menghampiri sontak melempar senyum manis kepadaku.

"Selamat pagi, Miss Ara! Kopi anda," sapanya seraya mengulurkan gelas karton starbucks berukuran kecil kepadaku. Aku terinterupsi, lalu meraih pemberiannya sambil terus berjalan.

"Terkait agreement kita dengan perusahaan fashion kemarin, sejauh ini yang sudah tandatangan baru dari management nya Chanel, YSL sama CELINE. Sisanya masih on process, dan akan saya follow up terus terkait kelanjutannya, Miss."

Vera, asisten pribadiku itu terlihat susah payah menyelaraskan langkah kakinya denganku. Ia terus menjelaskan panjanglebar terkait pekerjaan yang akan dibahas dengan Eun Young Eonni nanti. Aku hanya melirik ke arah tumpukan berkas ditangannya yang ia buka sekilas.

Begitu tiba di depan lift, Vera dengan cekatan menekan tombol naik dan membiarkan aku masuk terlebih dahulu begitu pintu lift terbuka.

"Anggota BTS diminta datang hari ini?" tanyaku. Hanya ada aku dan Vera di dalam lift sekarang.

Ia menggeleng, "Tidak, Miss. Tapi ..."

Omongan Vera terputus saat pintu lift yang akan tertutup dihadang buru-buru oleh seseorang.

Sosok Sejin, manager andalan BTS, yang sudah dianggap seperti kakak tertua bagi mereka, muncul di sana. Tubuh tinggi menjulang dengan bagian ubun-ubun nyaris menyentuh bingkai pintu lift itu berjalan masuk dengan santai. Seperti biasa, wajahnya terlihat sangat tenang sampai dia menyadari ada aku di dalam lift itu,

"Oi, Ra!" sontak ekspresi seriusnya tadi berubah sumringah.
"Baru nyampe juga lo?"

Dahiku menyerngit, "Kok lo ke sini?" aku malah balik bertanya.

"Terus harusnya gue kemana?"

"Hah?"

"Hoh?"

Sialan Sejin, Tidak ada percakapan serius jika bicara dengannya.

"Serius, setan." gerutuku.

"Iya, ini gue serius."

"Bukannya harusnya sekarang lo lagi dampingin anak-anak BTS photoshoot?"

"Selasa, Ra... Hellaw... Selasa!" pungkas Sejin seraya memutar bola matanya.

"Lah? Ini bukan hari selasa?" aku masih nggak nyambung.

My Name Is "Ara"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang