Part 11

320 179 344
                                    

Mendengar jawaban itu aku terdiam.

"Dia selingkuh darimu." kata Jungkook barusan?

Masih banyak yang ingin kutanyakan pada Jungkook tentang pernyataan itu, tapi seolah terhimpit waktu, gema suara Taehyung dilantai bawah terasa semakin jelas mendekatiku.

Kakiku mulai terasa lemas dan berat untuk melangkah. Bahkan, tulang-tulang seolah  tidak mampu lagi menopang berat badanku. Tapi akal pikiranku memberontak ingin terus mendesak Jungkook agar dapat membeberkan bukti dari omongannya itu.

Sayangnya, aku harus segera menjauh dari sini.
Terlalu lama berada di depan pintu kamar Jungkook akan meningkatkan resiko Taehyung salah paham, yang tentu saja akan menjadi bibit permasalahan baru dalam hubungan kami.

Dengan segenap tenaga dan kekuatan yang masih tersisa, aku berusaha menyeret tubuh dan juga hatiku untuk segera beranjak dari situ.

Entah kenapa perkataan Jungkook tentang "Taehyung Berselingkuh" begitu menghujam jantungku meskipun keabsahannya belum terbukti.
Benar memang, kita tidak akan benar-benar sadar betapa sakitnya karma itu sampai Tuhan sendiri yang turun tangan untuk melakukannya.

Satu demi satu langkah terayun hingga aku bertemu dengan ujung tangga dormitori.

Saat sedang berperang dengan pikiran sendiri, saat itu juga Taehyung menaiki tangga dengan langkah lebar dan terburu-buru.
Dentuman telapak kakinya di anak tangga menggema ditelingaku.

Taehyung sempat menahan terkejutannya begitu menjumpaiku tertegun sembari melihatnya dengan tatapan kosong diujung tangga.

Sempat lebih dulu memandang sekitar-
Untungnya Jungkook sudah menutup rapat pintu kamarnya tadi.

Alis tebal Taehyung menukik ketika kembali melempar pandangan kearahku. Dengan langkah lebar nan tegas ia mendekat, membawa aura mematikan yang terpancar dari seluruh sisi tubuhnya.

Secara sontak aku beringsut mundur, namun Taehyung sudah secepat kilat menyambar dan mencengkeram lenganku.

"Kamu sama Jimin udah gila?!" cacinya. Ia merapatkan giginya menahan geram, Lalu Taehyung menarikku dengan kasar untuk menuruni tangga.

Aku meringis sambil berusaha melepaskan diri dari cengkramannya.

Tapi disisi lain aku memilih untuk tidak melawan Taehyung. Menutup mulut dan mengurungkan niat untuk mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang aku sangat tau bahwa Taehyung tidak akan menyukainya.

"Kamu baru aja bikin malu diri kamu sendiri, sadar nggak?!" Taehyung menggeram seiring menghempas cengkraman tangannya dengan kasar begitu kami tiba dilantai bawah.

Ia berdiri tepat dihadapanku dengan tatapan membunuh. Apalagi Taehyung sudah tau soal percakapan di LIVE STREAMING SIALAN itu?!

"Sebenarnya apa mau kamu, Ara?! Kamu sengaja mempermalukan aku dihadapan penggemar dan mencoreng hubungan kita didepan semua orang?! IYA?!" tuduhnya.

Aku terperangah dan menggelengkan kepala. Baru saja mau membuka suara, Taehyung seakan tidak mengizinkanku untuk bicara dan mulai membentak lagi.

"Kamu mau apa dari aku? Bilang! Apa mau kamu?!"

Dadaku terasa sesak. Ini terlalu cepat untuk sebuah perubahan. Taehyung bisa menjadi sangat emosional pada waktu yang tidak dapat ditebak.

Sepertinya sejak hari pengakuan tentang perselingkuhan itu, aku tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun atau Taehyung akan jadi kesetanan seperti sekarang.

"Bae, maafin aku. Aku nggak ada niat memperburuk keadaan kita. Percakapan diLive streaming itu nggak disengaja..."

"Sialan!" Taehyung mengumpat.

My Name Is "Ara"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang