Part 4

359 237 263
                                    

Tangisku semakin pecah.

Karena merasa udara disini semakin menyesakkan, jadi aku mengambil langkah menuju pintu keluar ruang wardrobe.

Baru beberapa langkah aku melewati Taehyung, pria itu segera menyambar pergelangan tanganku lagi, menarikku kemudian berkata, "Putus kata mu? Enggak, Ara. Kita belum selesai!"

Setelah ucapan penuh penekanan itu, Taehyung menarik wajahku mendekat.
Kini manikku berada tepat di depan ujung hidungnya yang runcing. Aku baru akan menarik diri menjauh darinya, namun Taehyung lantas memenjarakan kepalaku dengan kedua telapak tangannya dan langsung mencumbu paksa bibirku. Ia mencecap rasanya dengan panas dan melumatnya penuh paksaan.

Terasa amarah dan gairahnya sedang bercampur menjadi satu, seakan dia membenci dan mencintaiku dalam waktu yang sama.

Detik berikutnya aku meronta sekuat tenaga, meskipun kekuatan dan fisikku sudah pasti kalah telak dengannya.

Selama satu tahun lebih menjalin hubungan dengannya Taehyung tidak pernah melakukan hal ini denganku. Tentu saja aksinya ini membuatku terkejut karena ini adalah kali pertamanya kami berciuman.

Ketika kami masih bergulat disana, pintu ruang wardrobe dibuka begitu saja dari luar.

Terdengar suara seorang lelaki mengiringi decitan knop pintu yang diputar, "Ra, lo liat si Tae ..."

Taehyung sontak melepas cumbuannya di bibirku. Secara bersamaan kami menoleh kearah sosok yang muncul di sana,

"Suga!!" pekik ku tak percaya.

"...hyung nggak." Suga malah melanjutkan kalimat yang tadi sempat berhenti saat mendapati pemandangan semi blue film dihadapannya.

Dengan wajah datar tak bersalah, Suga menutup pintu kembali. "Gue nggak liat kok." Ujarnya cuek.

Saat ini aku langsung menjauh, membelakangi Taehyung sambil membungkam bibirku sendiri.

Sesaat, terdengar ia mendesah kasar sebelum memanggil Suga kembali, "Hyung! Masuk aja!" Ia meninggikan suara bariton-nya agar Suga yang kami yakini masih berada di balik pintu bisa mendengarnya.

Tak sampai satu setengah detik, Pintu pun langsung terbuka kembali. Mimik wajah Suga muncul untuk kedua kalinya, bedanya, kali ini ekspresi wajahnya kecut separuh geli seperti baru saja menelan sari lemon.
"Giliran lo photoshoot." Katanya pada Taehyung.




==




Saat pemotretan selesai sebagian tim stylish mulai berpamitan denganku dan beberapa staff yang tersisa di sana masih mengemasi barang-barang. Sedangkan yang kulakukan hanya berdiri, menatap kosong bias cahaya lampu kota di balik kaca jendela.

Tadi itu adalah pertengkaran paling dahsyat sepanjang hubunganku dengan Taehyung. Dan dia masih tidak bersedia putus hubungan denganku meskipun rasa cemburunya dengan Jungkook takpernah sirna.

Entah kenapa Taehyung semakin posesif. Sekarang malah bertambah kasar. Secara reflek aku mengusap pelan dadaku dengan satu tangan, rasanya sakit sekali. Aku sangat terluka dengan semua cacian yang dilontarkan Taehyung tadi, setiap kalimat yang dia ucapkan masih terekam jelas dan mungkin aku tak akan pernah bisa melupakan itu.

Jauh dilubuk hatiku perasaan cinta dengan Taehyung mulai memudar. Kalau hubungan ini dilanjutkan, aku tidak yakin kami berhasil. Namun jika kami berpisah ... akankah keadaan bisa menjadi lebih baik untuk kami berdua?

My Name Is "Ara"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang