Kepingan 16 - Penasaran

24 6 40
                                    

Semua hal tentang dirimu membuatku penasaran...

SUARA bel terdengar, Nako langsung berdiri dan membenarkan pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUARA bel terdengar, Nako langsung berdiri dan membenarkan pakaiannya. Menuju pintu utama dan membukanya, ia tersenyum manis saat melihat Jiwon di sana. Menyuruh wanita itu untuk masuk, Nako menyuruh Jiwon untuk duduk di sofa. Sedangkan ia mengambil beberapa cemilan yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Wajahmu terlihat pucat, apa kau baik-baik saja?" khawatir Jiwon, ia maju untuk mengecek dahi Nako. "Kau demam."

Nako sontak menyentuh dahinya, "Ah, benar. Tapi aku sudah mendingan kok," jawab Nako setelah melihat ekspresi Jiwon yang khawatir.

"Seharusnya kau langsung mengabariku jika sakit, jangan sungkan..." Berpose berpikir, Jiwon langsung tersenyum ceria, "Aku akan merawatmu, apa malam ini aku boleh menginap?" tanya Jiwon seraya menatap Nako penuh harap.

"Em, tidak usah Jiwon-ah, terima kasih," ucap Nako sambil memegang bahu Jiwon. "Keluargamu di rumah pasti mengkhawatirkanmu."

🌻🌻🌻

Hujan deras dari tadi pagi , alarm Eunbi bahkan sudah berbunyi dua kali dengan volume dering yang jauh dari kata pelan. Dengan malas mematikannya dan bergelung di dalam selimut lagi. Matanya terbuka dan ia spontan duduk. Seingatnya, hari ini Calanthe akan melakukan acara di pagi hari. Uh, sial! Rasanya Eunbi ingin menghentikan waktu saat ini. Suara hujan, hawa dingin itu membuat malas!

"Sayang, apa kau sudah bangun?" ujar Minhyun yang tiba-tiba muncul di ambang pintu. Eunbi yang belum sepenuhnya sadar terlonjak kaget. "Wajahmu lucu."

"Yak!" pekik Eunbi seraya melemparkan bantal pada Minhyun. "Kapan kau datang?"

Melangkah menghampiri Eunbi, "Semalam, tapi saat aku datang, kau sudah tertidur pulas tanpa melepaskan jaket dan kaos kaki." Minhyun mencubit hidung Eunbi lalu mengelus pipi.

"Setidaknya lepaskan dulu jaket atau berganti baju," omel Minhyun, Eunbi menatap malas ke arahnya yang justru membuat Minhyun menarik tangan Eunbi dan membuat kepala Eunbi langsung bersandar pada bahunya.

Menyamankan posisinya, Eunbi memeluk pinggang Minhyun dengan erat, "Baiklah, lain kali aku akan melakukan protokol untuk tidur." Ucapannya mengundang tawa dari Minhyun.

"Apa pekerjaanmu melelahkan?" tanya Minhyun, sontak Eunbi menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Sangat. Rasanya melelahkan sekali bahkan otakku menyuruhku untuk pingsan," sahut Eunbi dengan lesu. Tapi, itu tidak membuat Minhyun menghentikan niatnya untuk memukul kepala Eunbi.

"Jangan ngawur, nanti kau akan benar-benar pingsan," rutuk Minhyun, tangannya mengelus punggung Eunbi pelan. "Bertahan oke."

Melepaskan pelukan dan melontarkan tatapan tajam pada Minhyun, "Apa-apaan, main jitak kepala orang saja." Minhyun hanya tertawa.

Beautiful Day [Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang