Kepingan 22 - Kemarahan

20 6 20
                                    

Kemarahan yang tidak beralasan...

PENCARIAN teratas saat ini adalah skandal Park Jihoon, foto berpelukan menyebar luas, kini pria itu menjadi topik hangat di kalangan para penggemarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PENCARIAN teratas saat ini adalah skandal Park Jihoon, foto berpelukan menyebar luas, kini pria itu menjadi topik hangat di kalangan para penggemarnya. Tidak sedikit yang merasa kecewa bahkan tidak segan untuk menyatakan keluar dari klub fans. Merek yang sedang bekerja sama dengan Jihoon meminta membatalkan kontrak.

Akibat dari skandal tentu saja sangat merugikan agensi, bayangkan berapa banyak uang yang mereka keluarkan untuk menghapus foto yang telah tersebar luas itu, staf mereka bekerja keras dua kali lipat kali ini, meminta wartawan untuk tidak menulis berita aneh.

Di dalam apartemen, Jihoon gusar, ia merasa bersalah pada Nako. Dan kesalahannya terulang dua kali, jika ia tidak mengajak Nako bertemu mungkin foto mereka yang sedang berpelukan pun tidak membuat masalah semakin besar.

"Arghhh!" teriak Jihoon, hatinya tidak tenang, memikirkan bagaimana nasib karirnya dan... Nako? Apa wanita itu baik-baik saja? Aksi lamunan itu buyar karena mendapat lemparan bantal dari Yena. Tatapan sinis dilayangkan pada Jihoon.

"Berisik, jangan berteriak tidak jelas," ketus Yena. "Apa kau sudah menyesali perbuatanmu?"

"Ini salahku... semua salahku," gumam Jihoon. Ia sudah mengacak rambutnya, Yena yang menyadari ada yang tidak beres dengan Jihoon segera mungkin menghampiri, mengusap punggung Jihoon dengan pelan.

"Jika aku tidak memintanya untuk bertemu, maka hal ini tidak terjadi, jika aku memilih mengabaikannya maka skandal ini tidak akan muncul. Ini semua salahku, ini salahku Yena-ya..." lirih Jihoon, ia menundukkan kepalanya, membenamkan kepala pada lutut. Tentu saja Yena takut, ia merasa ucapannya tadi keterlaluan.

"Semua akan baik-baik saja, jangan salahkan dirimu lebih dalam," hibur Yena, meraih ponsel Jihoon dan menghubungi Dokter Yoona, jaga-jaga jika Jihoon kambuh.

"Semua karenaku, Daehwi ulahku, Guanlin juga, Jinyoung, semua karenaku, aku tidak pantas bahagia, seharusnya aku..." ucapannya terpotong karena Jihoon tiba-tiba menangis. Yena sigap langsung memeluknya.

2017.
Minhyun panik, ia tidak tau harus mencari dimana lagi. Keberadaan Jihoon yang hilang membuatnya memikirkan hal aneh yang akan terjadi padanya. Ketiga member Wanna Zone tidak tenang, ikut khawatir tentang Jihoon.

"Kita harus bagaimana? Apa yang harus kita lakukan untuk membantu?" ujar Daehwi dengan suara panik, ia melirik ke tiga orang yang ada di sana. Menunggu jawaban yang sedikitnya dapat membuat ia tenang.

"Kita hanya perlu menunggu Minhyun Hyung mendapat kabar," jawab Jinyoung, ia jadi satu-satunya orang tenang, tidak terlihat raut sepanik Daehwi namun tetap saja hatinya khawatir akan keberadaan teman segrupnya itu.

"Hyung, apa kita hanya akan menunggu seperti ini terus?" tanya Guanlin. "Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?"

"Tenang saja, tidak akan ada yang terjadi," ucap Yena. Memilih untuk berkumpul bersama menunggu kabar selanjutnya.

Beautiful Day [Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang