[Di kepingan ini bakal bolak-balik ke masa lalu, jadi perhatikan tahunnya yah!]
Rasa sakit itu terus menghampiriku tanpa ketakutan
2020.
CAHAYA kamera yang menyala mengusik penglihatan Jihoon, ia beberapa kali tidak fokus dan pandangannya mengabur. Ekspresinya sudah tidak bisa ia kontrol dengan baik, senyumnya terlihat aneh dan itu disadari oleh Woojin selaku juru kamera pemotretan hari ini. Ia menyuruh Jihoon untuk beristirahat sejenak dan kembali lagi dalam waktu 10 menit dengan wajah yang lebih segar.Langkahnya lesu, Jihoon menekuk wajahnya. Dia menghampiri Minhyun dan menunjukkan wajahnya yang jauh dari kata baik, matanya sudah berkaca-kaca. Minhyun yang melihat itu segera menuntun Jihoon untuk duduk seraya menyodorkan air minum.
“Ada apa Jihoon? Tidak biasanya kau seperti ini… apa kau lupa meminum obat atau ada hal yang menganggu pikiranmu?” tanya Minhyun dengan raut khawatir. Jihoon hanya memejamkan mata, napasnya tidak beraturan. Tangannya memegang erat botol minum seolah menyalurkan rasa sakit yang tidak bisa di utarakan.
“Kau membuatku khawatir, apa pemotretan kali ini dibatalkan saja?” tanya Minhyun, ia memegang bahu Jihoon yang bergetar. Sedangkan Jihoon, pria itu masih meremat botol, matanya perlahan terbuka.
“Tidak perlu Hyung, aku hanya harus menetralkan napasku setelahnya pasti akan baik-baik saja,” jawab Jihoon sembari tersenyum tipis ke arah Minhyun. Ia membuka tutup botol dan meminum airnya sampai sisa setengah kemudian memegang dadanya lalu tersenyum lebar.
“Jihoon-ah, apa kenangan itu mengusikmu lagi?” Minhyun mengatakannya dengan ragu, baru kali ini Jihoon mendapatkan pemotretan di malam hari dan tentu saja flash kamera akan diaktifkan supaya objek fhoto terlihat jelas. Minhyun menginggat kenangan buruk itu dan ia merasa bersalah sudah menerima pemotretan ini tanpa melihat jadwal pemotretannya.
“Tenang Hyung, aku baik-baik saja,” tukas Jihoon sambil memegang tangan Minhyun.
2017.
Malam harinya saat Jihoon sedang tertidur di ranjangnya, ke tiga gadis itu masuk tanpa permisi. Mereka sudah mengenggam ponsel di tangan masing-masing, flash kamera dinyalakan karena ruangan gelap. Cahaya kamera itu mengusik tidurnya, Jihoon perlahan membuka mata.“Apa kalian tidak bisa membiarkanku barang sebentar?” tanya Jihoon dengan nada amarah. Bangkit dari ranjang lalu menekan sakelar lampu hingga cahaya langsung menyapa penglihatannya.
“Aku belum memiliki photo tidurmu, itu sangat langka…. jika aku menyebarkannya mungkin akun media sosialku langsung bertambah pengikutnya,” antusias Junyi. Ia memekik heboh sembari mengikuti langkah Jihoon dan terus saja memotretnya.
“Kau menghalangi objekku, minggir!” sinis Ruiqi. Junyi yang tidak terima akan perkataan Ruiqi langsung merebut ponselnya.
“Dari pagi kau selalu membentakku atau menabrak bahuku, apa mau mu hah? Memangnya aku punya salah apa padamu?” tanya Junyi sedikit menaikkan nadanya. Matanya menatap Ruiqi dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Day [Pending]
RandomArkadia dalam bahasa Spanyol adalah petualangan, percaya diri ataupun mandiri. Tapi di dunia selain bumi, arti Arkadia yaitu sebuah tempat yang menawarkan ketenangan dan kebahagiaan. Yabuki Nako, salah satu wanita kepercayaan Arkadia yang bertanggu...