Kepingan 17 - Tidak Sadar

19 3 30
                                    

Entah siapa yang patut untuk disalahkan

“Wah, obat tidurnya ternyata bekerja dengan baik,” ucap Jiwon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Wah, obat tidurnya ternyata bekerja dengan baik,” ucap Jiwon. Ia mulai mengedar ke sekeliling ruangan, “Tidak ada yang aneh, itu berarti tidak ada hubungan apa-apa. Jihoon Oppa tidak mungkin mengencani wanita asing itu kan.”

Masih dengan pencariannya, Jiwon berusaha mencari barang aneh atau apa pun. Sebenarnya, tujuannya untuk mendekati Nako yah ini, mencari tau hubungan apa yang terjalin antara Jihoon dan Nako. Niat yang muncul begitu saja saat melihat Nako di kedai waktu itu. Terdengar jahat bukan? Tapi Jiwon tidak peduli, ia harus melindungi miliknya. Park Jihoon itu tidak boleh berkencan dengan siapa pun, jika ia tidak bisa memilikinya maka orang lain juga tidak bisa.

“Sial, sia-sia saja aku berteman dengannya,” rutuk Jiwon, “Tapi, okelah, karena sudah mendengar ceritanya yang sendirian di sini, maka aku akan terus berteman dengannya.” Jiwon tersenyum puas, ia harus bertahan, bersikap seperti biasa agar mendapat informasi terkait idolanya.

“Sudah diputuskan, Yabuki Nako tidak terlibat hubungan,” Setelah mengatakan itu, Jiwon menuju kamar dan membaringkan tubuhnya di sebelah Nako dan memejamkan mata.

🌻🌻🌻

Tidak bisa dipungkiri, Jihoon masih memikirkan alasan kenapa pelaku menusuknya? Apa mereka anti fans yang sengaja untuk membuat Jihoon sekarat? Tapi, kenapa mereka sampai nekat harus melakukan perbuatan itu? Apa hukum tidak menakutkan bagi mereka berdua? Suaranya terasa familiar tapi dimana ia pernah mendengarnya? Otak Jihoon rasanya akan meledak jika terus memikirkan kejadian malang yang menimpanya itu.

Dan tentu saja, identitas Nako yang masih terasa misterius baginya, penyembuhan yang di lakukan Nako tempo lalu  hm.. janggal? Apa dia memang wanita jenius yang sangat paham cara pengobatan? Yah, walaupun bekas tusukan Jihoon masih harus di jahit tapi ia sungguh berterima kasih pada Nako karena menolongnya.

“Yo! Kau sedang memikirkan apa sih sampai serius begitu?” ucap Yena sambil menepuk dahi Jihoon. “Tubuhmu condong ke depan, bagaimana jika tanpa sadar tersungkur ke depan dan malah membuatku malu?”

Jihoon menyingkirkan tangan Yena perlahan, “Mana ada sih, lagi pula harusnya kau bangga bisa berteman denganku bukannya malu, tidak masuk akal.”

Yena duduk di sebelah Jihoon lalu mengalungkan lengannya pada bahu pria itu, “Oh benarkah?”

“Yak! Apa-apaan sih wanita aneh ini, kau akan memunculkan skandal, berhenti melakukan kontak fisik denganku,” ujar Jihoon dengan nada penekanan. Melirik Yena seraya melayangkan tatapan tajam.

“Semua staf tau jika kita berteman dekat,” tukas Yena sambil menyungingkan senyuman lebar, “Oho, cepat katakan, apa yang sedang kau pikirkan tadi?”

Jihoon beranjak dari duduknya, mengabaikan Yena begitu saja dan berlalu untuk menghampiri Minhyun yang sedang berbincang dengan sutradara. Wanita itu hanya mendengus geli melihat tingkah Jihoon yang menurutnya menyebalkan. Main tinggal saja pria itu!

Beautiful Day [Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang