Chapter 04 📽️ Fucking Ex-Boyfriend

999 36 9
                                    

WARNING 🔞 MINOR & HOMO PHOBIC DO NOT READ‼️

***

*

*

***** Ruangan yang tadinya sunyi itu tiba-tiba gaduh oleh seorang lelaki yang terbangun dengan terbatuk-batuk. Disekitar mulut, leher, terutama perutnya penuh dengan sperma yang telah mengering.

Chen berusaha duduk ketika dirasakannya selangkangannya nyeri. Ia meringis sambil memegangi perutnya. Menetralisir rasa pusing juga nyeri yang datang bersamaan ketika rasa mual itu melanda, netra Chen segera menyisir seluruh ruangan dan ketika ia sudah menemukan pintu kamar mandi. Chen segera lari tertatih-tatih menuju kamar mandi tersebut..

"Huek! Huek! Huek!" Chen memuntahkan semua isi perutnya yang hanya berupa cairan bening.

Chen jatuh terduduk di atas kloset, perutnya terasa panas dengan pusing yang membuta kepalanya terasa berkunang-kunang. Rasanya ia ingin sekali menjedotkan kepalanya ke kaca yang tengah menampilkan tubuh telanjang dengan banyaknya bercak keunguan tersebut.

Chen membasuh wajahnya dan keluar dari sana. Ditelitinya baju-baju miliknya yang berserakan di mana-mana. Chen meraih ponselnya yang tergeletak di atas laci, ia yang belum memakai pakaiannya kembali itu terduduk dipinggir ranjang. Menerka-nerka apa yang sudah terjadi padanya semalam. Tetapi, melihat keadaannya, hanya ada satu jawaban akan itu.

Chen tersenyum tipis ketika memikirkannya. "One night stand, huh?" gumamnya.

Jarinya membuka ponsel itu dengan sidik jarinya. Seketika mata Chen melebar ketika layar langsung dibawa pada galeri di mana ada banyak foto baru yang ditambahkan.

Chen mengulirkan layar ke bawah. Foto dan video itu berisi diiringi yang tengah bersetubuh dengan seorang pria asing yang baru kemarin dikenalnya. Telinga Chen memanas ketika melihat dirinya yang berciuman dengan William.

"Hah?"

Tampilan beralih pada video di mana diperlihatkan dirinya yang tengah menunggangi William, dengan semangat Chen dalam video itu memaju-mundurkan bokongnya. Chen kemudian mengulirkan layar itu kembali. Ada sebuah foto yang tampak ganjil. Chen memperbesar tampilannya.

"Aku di atas?" tanya Chen pada foto itu.

Di mana di sana diperlihatkan Chen yang tengah memasuki William. Dada Chen berdesir, sayang sekali ia melakukannya dalam keadaan mabuk. Karena seumur-umur ia selalu menjadi pihak bawah yang harus menerima pasrah peπis-peπis tak berperikemanusiaan bagai mimpi buruk dalam tidurnya.

"Apa aku harus memposting ini di Twitter?" Chen tampak berpikir.

Tangan kirinya menggenggam peπis mungilnya dan meremasnya pelan, memberikan sensasi nikmat yang selalu menjadi candunya. Chen berbaring dan mengangkat kakinya lebar-lebar, terus mengocok penisnya sendiri.

Tangan kanannya melemparkan ponsel itu ke atas kepalanya dan ia masukkan telunjuknya ke dalam dubur, dengan gerakan maju mundur, Chen menambah jari tengah lalu ditambah 3 jari sekaligus. Chen meringis ketika perih menjalari duburnya yang ia masuki jari tanpa pelumas. Sedangkan tangan yang satunya lagi masih sibuk mengocok peπisnya.

Netra Chen terpejam erat dengan ia yang mengigit bibir bawahnya sendiri dan membiarkan mulutnya mendesah hebat.

Setelah ia mendapatkan pelepasan pertamanya pagi itu, Chen menjilati spermanya sendiri hingga habis. Ia kemudian meraih ponsel---masih berbaring dengan kaki mengangkang- dan memposting semua video dan foto yang William ambil ke akun Twitter pribadinya dengan hastag #OnlyFans.

BLUE CHEN | CHANCHEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang