Chapter 17 📽️ Poor Ram

427 29 4
                                    

WARNING 🔞 MINOR & HOMO PHOBIC DO NOT READ‼️

***

*

*

***** “Park Chanyeol—”

“Jangan main-main!” Chen melempar chasing ponselnya— yang baru ia lepas —tepat ke wajah Kyungsoo.

“Kekeke, aku bercanda.” Kyungsoo mengusap pipinya yang sedikit memerah. “Aku yang menabrak ibumu,” akunya santai. “Aku tak sengaja melihatnya tengah menyeberang jalan, karena dia terlalu lelet dan tidak menyadari ada nyamuk yang hinggap didahinya, aku berinisiatif membunuh nyamuk itu dengan cara melindasnya—arghh!”

Kyungsoo menutup wajahnya dengan tangan, menghindari serangan Chen yang berusaha mencakar wajahnya. Kyungsoo melangkah mundur hingga punggungnya menabrak tembok, Chen terus menyerangnya secara brutal. Beberapa perawat yang melihat aksi Chen lari mendekati mereka dan berusaha melerai.

“Lepaskan aku! Orang ini gila! Dia pantas mati!” Chen berteriak nyaring. Tubuhnya berusaha memberontak dari cekalan beberapa orang pria. “Biarkan aku membuat otaknya sedikit waras!”

“Tenang, Tuan! Ini rumah sakit, jangan membuat keributan yang dapat menganggu ketenangan pasien!” tegas seorang perawat.

“Panggil polisi. Dia yang sudah menabrak ibuku!” Chen masih berusaha memberontak, tenaganya sudah banyak terkuras, dan sekarang ia cukup lemas untuk bisa langsung jatuh pingsan.

Orang-orang itu mematung, memikirkan perkataan Chen, mereka menatap Kyungsoo penuh selidik.

Kyungsoo menggelengkan kepalanya tenang, sudut bibirnya tersenyum tipis. “Maafkan aku, dia hanya sedikit tertekan karena ibunya kritis akibat tabrak lari dan aku memutuskannya disaat yang tidak tepat.” Kyungsoo membungkuk 90°. “Maafkan atas keributan yang kami sebabkan.”

“Apa yang kalian lakukan! Cepat panggil polisi!” Chen berang, teriakannya membuat orang-orang itu terkejut.

Dengan tenang Kyungsoo menghampiri Chen, mendekati telinga lelaki itu dan membisikkan sesuatu, “Aku tahu kau butuh uang untuk biaya operasi.” Chen diam mematung dengan pandangan lurus, sedangkan tangannya terkepal kuat; menahan amarah. “Aku tahu di mana kau bisa mendapatkan uang dengan mudah.”

Kyungsoo tersenyum, membiarkan tengkuk Chen merasakan hembusan napas hangatnya. Kyungsoo menarik wajahnya dan menepuk pundak Chen, ia memberikan senyum terbaiknya pada orang-orang itu.

“Sekali lagi maafkan kami, kalian bisa meninggalkan kami sekarang, aku berjanji keributan tadi tidak akan terulang lagi,” janjinya. Lalu kembali membungkuk, kali ini lebih singkat dan pendek, namun berulang kali.

Kyungsoo langsung mencuri ciuman dari bibir Chen begitu orang-orang itu meninggalkan mereka, hanya beberapa detik, karena Chen langsung mendorong tubuh Kyungsoo menjauh.

“Siapa yang menyuruhmu?” tajam Chen, ia mengusap bekas ciuman Kyungsoo dengan punggung tangannya.

Kyungsoo berlalu begitu saja, meninggalkan Chen, tidak mempedulikan pertanyaannya. Dengan kesal, Chen mengambil langkah lebar untuk menyusul Kyungsoo.

Kyungsoo meletakkan kedua tangannya disaku celana. Diam-diam memperhatikan Chen yang kesusahan menyusulnya.

“Cepat katakan!” bentak Chen setelah mereka sampai dilantai basemen.

Kyungsoo tertawa. “Sabar, Sayang.”

Chen masuk ke dalam mobil yang sebelumnya Kyungsoo bukakan pintu untuknya. Dengan menyedekapkan tangan, Chen menatap lurus ke depan dengan wajah tertekuk. “Cepat katakan!” ulang Chen dongkol.

BLUE CHEN | CHANCHEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang