Chapter 06 📽️ Heart Dies Hate

657 29 1
                                    

WARNING 🔞 MINOR & HOMO PHOBIC DO NOT READ‼️

***

*

*

***** “Ahahahh~.”

Chen mendesah hebat—sengaja meski pun tak ingin, agar fantasi penonton menjadi lebih liar— kedua tangannya terkunci menyilang dileher jenjang Chanyeol, kepalanya miring dengan mata terpejam erat, membalas setiap lumatan yang sang partner berikan hingga dalam ruangan itu terdengar jelas bunyi kecapan yang mereka berdua ciptakan.

Chanyeol menjauhkan wajahnya dari Chen, membuat benang saliva diantara bibir mereka yang saling terhubung sebelum akhirnya Chen putus dengan menjilat bibirnya sendiri. Chanyeol menatap lekat sosok berwajah manja yang tengah menatapnya balik dengan pandangan mengabut itu.

Chen melirik rekan-rekannya yang tengah asyik memperhatikan mereka dibalik layar kamera, kemudian pandangannya kembali pada wajah sempurna Chanyeol.

Dengan posisi yang tak berubah sejak tadi, Chen berbisik, “Aku tidak tahu bagaimana kau bisa ada di sini dan menjadi rekan seksku.”

Chen memeluk tubuh kekar Chanyeol yang langsung dibalas oleh pemuda itu dan mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Chen, menghembusnya napas panasnya di sana.

“Tapi yang jelas, aku melakukan ini denganmu lagi hanya sebatas profesionalitas semata.” Chen menjilat daun telinga Chanyeol, membuat pemuda itu mengeram sambil mengetatkan pelukan mereka.

Chanyeol meremas pinggang ramping Chen, membuat tubuh keduanya menempel lebih erat. “Aku tahu,” balasnya sambil menenggelamkan kepalanya pada leher belakang Chen dan menghirup aroma pemuda itu sedalam-dalamnya.

Dengan posisi yang tak berubah, Chen mengangkat bokongnya dan mendudukkan tubuhnya dipangkuan sang mantan kekasih.

“Sebaiknya kita cepat selesaikan ini,” ujar Chen, melepas pelukan mereka sebelum akhirnya dikagetkan oleh Chanyeol yang tiba-tiba membanting tubuhnya di kasur dan langsung mengukungnya dengan kedua lengan berotot itu.

Chen yang awalnya syok langsung mengubah mimik mukanya menjadi berbinar-binar ketika kamera milik Yixing tiba-tiba melayang diatas kepala mereka dengan lampu merah menyala. Jari-jarinya menari didada bidang Chanyeol yang sudah tak berpakaian dengan benar berkat ulahnya, ia refleks mengatupkan kakinya ketika menatap manik Chanyeol yang sudah menggelap dengan kabut nafsu yang berkobar.

Tatapan Chanyeol bagai menelanjangi tubuh Chen yang kenyataannya saat ini hanya memakai celana tanpa pakaian atas.

“Kau selalu indah,” puji Chanyeol.

Chen tersenyum tipis, dengan bangga pemuda itu membusungkan dadanya; memperlihatkan sepasang puting susunya yang berwarna kecokelatan yang sensitif tengah berdiri tegak seakan minta dijamah.

“Kalau begitu.” Chen memiringkan kepalanya, membuat leher sebelah kanannya lebih banyak terekspose, memperlihatkan kulitnya yang putih bersinar sedikit mengkilap akibat keringat juga sorot lampu, “sentuh aku, masuki lubangku dengan peπis milikmu, buat aku mendesahkan namamu tanpa henti hingga aku lupa caranya bernapas tanpa peπismu yang terus menggenjot ku,” mintanya vulgar.

Membuat seluruh tubuh terutama area sensitifnya yang sudah panas semakin terasa panas juga berkedut gatal.

Chanyeol masih betah menatap Chen—yang berbaring di bawahnya—  terus meracau dengan semua kata-kata kotornya. “Sesuai permintaaamu, Sayang.”

BLUE CHEN | CHANCHEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang