Chapter 08 📽️ Will Never Heal

496 30 6
                                    

WARNING 🔞 MINOR & HOMO PHOBIC DO NOT READ‼️

***

*

*

***** Tanpa mengatakan apa pun, Chanyeol langsung menyeret Chen pergi dari tempat itu, tidak memedulikan sama sekali bahwa pemuda yang jauh lebih pendek darinya itu berusaha melepaskan cengkeramannya dengan ekspresi kesakitan.

“Chanyeol lepaskan tanganku!” Chen terus memberontak, napasnya sedikit sesak akibat rasa sakit pada pergelangan tangannya. “Atau aku akan teriak bahwa kau akan menculik ku?” ancamnya.

Mereka berdua sampai di parkiran, Chanyeol menyeret Chen menuju kesebuah mobil hitam, membuka pintu depan samping kemudi sebelum akhirnya menghadap ke arah Chen yang baru saja mengancamnya.

Dengan senyum remeh, pemuda dengan lesung pipi tipis itu berkata, “Tebakan pintar.”

“Hah, apa?”

Namun, belum sempat Chen melayangkan protesnya, Chanyeol sudah lebih dulu mendorong Chen masuk ke dalam mobil. Menutup pintu mobil itu kasar dan langsung memutari mobilnya untuk masuk.

Melihat kesempatan untuk kabur, Chen berusaha keras untuk membuka pintu, namun sial, ketika pintu mobil itu sudah terbuka tiba-tiba saja tangannya kembali dicengkeram oleh Chanyeol. Ia langsung menarik kembali pintu agar tertutup dan langsung menguncinya.

“Ya! Apa-apaan kau ini!” Chen tidak mengerti, urusan mereka sudah lama selesai dan bahkan setelah kegiatan panas mereka beberapa bulan lalu, antara Chen atau pun Chanyeol harusnya sudah tak memiliki kepentingan apa pun lag!

Tetapi, sepertinya mantan kekasihnya ini sedang tidak waras!

“Turunkan aku!” bentak Chen. Namun Chanyeol sama sekali tak menggubris dan malah asyik menambah kecepatan laju mobilnya, membelah jalanan malam kota Seoul dengan kecepatan tinggi!

Dalam hati Chen berdoa semoga ada polisi yang memergoki aksi ugal-ugalan Chanyeol dan mereka berakhir di kantor polisi.

“Cha-chanyeol,” lirih Chen, kedua tangannya menggenggam erat seat belt, bola matanya memandang Chanyeol dan jalanan dengan tidak fokus. “Ini terlalu berlebihan, pelankan mobilmu,” cicitnya takut.

Namun seakan tuli, Chanyeol justru menambah kecepatan mobilnya hingga diatas maksimum. Membuat pemuda yang duduk gemetar disampingnya itu memejamkan mata erat.

Kedua telinganya tidak bisa mendengar apa pun kecuali suara dengungan yang terus berputar-putar didalam otaknya. Sekujur tubuhnya berkeringat dingin, hanya itu, selebihnya, Chen tidak bisa merasakan apa-apa pada tubuhnya yang seakan dibawa melayang akibat Chanyeol yang mengemudikan mobil seperti tengah kesetanan.

Lalu, ketika tubuhnya tak lagi merasakan laju mobil yang begitu cepat itu, Chen berangsur-angsur membuka sebelah kiri matanya. Memandang keluar jendela dengan takut-takut sebelum akhirnya membuka kedua matanya sepenuhnya.

Wajahnya memerah kesal, Chen layangkan tatapan sinis itu pada Chanyeol yang melepas seat belt dan membuka pintu. Chen sedikit merasa malu ketika mantan kekasihnya itu hanya meliriknya sekilas sebelum akhirnya keluar seorang diri; meninggalkannya sendirian.

Chen baru saja membuka mulutnya lebar-lebar—bersiap protes—ketika Chanyeol membuka pintunya dan membantu Chen melepas seat belt.

“Aku bisa sendiri,” tolaknya. Tetapi, Chanyeol tak menggubris sama sekali.

BLUE CHEN | CHANCHEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang