Part 16: Rut

1.8K 157 3
                                    

Hari kelima kapal Memories of The Sea menuju Edelweiss.


❗️⚠️ Mature Content⚠️❗️

21+

Harap bijak dalam membaca.





Krist terbangun karena merasakan orang yang tidur di sampingnya sangat tidak nyaman, gelisah. Ia melihat Singto yang menggeliat gelisah, berkeringat, dan bertelanjang dada.

Apa Singtuan mimpi buruk?

Krist menyentuh wajah Singto dan merasakan tubuhnya panas. Tiba-tiba Singto mencengkram pergelangan tangan Krist yang sedang menyentuh dahinya.

"Ambilkan supresanku, Kit."

"Huh? Supresanmu? Dimana?"

"Di laci."

"Laci mana Singtuan? Kamu kenapa?"

"This is my rut, Kit."

"Run."

Krist masih mematung karena terkena bau lemongrass dan wood yang menyengat memenuhi ruangan. Bukan bau yang membuatnya ngeri seperti saat Singto marah di bar. Bau ini membuat jantung Krist berdebar-debar dan aliran darahnya bertambah cepat. Seluruh tubuhnya terasa panas dan bergetar, kepalanya pening.

Rasanya seperti saat aku heat.

Ketika Krist mematung karena kakinya lemas, tidak bisa bangun dan hanya bisa terduduk lemas di kasur. Singto menciumnya dengan agresif, menjilati Krist dari bibir ke rahang , lalu turun ke leher Krist. Tangan Singto yang sebelah kiri mengunci tengkuk Krist agar tidak pergi, sedangkan tangan kanannya memainkan bagian tubuhnya yang ada di bawah dan sudah tegang.

Krist pun membalas ciuman Singto, tidak kalah agresif. Tangan kiri Krist juga memainkan tubuh bagian bawahnya dan mengocoknya.

Singto merobek kemeja yang dikenakan Krist, menampakkan tubuh Krist yang sudah bertelanjang dada, lalu Singto menciumi dan menjilati puting Krist yang sudah menegang. Masih dengan satu tangan mengocok penisnya. Sedangkan tangan kanan Krist  mendorong bagian belakang kepala Singto agar semakin memberikan rangsangan pada putingnya. Lenguhan dan desahan lepas dari mulut Krist.

"Ahh... Singtuan.. Ahh.."

Singto merebahkan Krist sehingga pria manis itu berada di bawah kungkungannya. Singto berlutut dan mengangkat kaki sebelah kiri Krist ke arah pundaknya, lalu ia menciumi kaki Krist dari ankle, mengecup setiap inci betisnya hingga ke paha dan menghisap paha bagian dalam dekat dengan selangkangan. Boxer Krist yang tergulung itu sangat mengganggu, sehingga Singto menarik boxer Krist dan memperlihatkan penis Krist yang telah menegang dan tubuhnya yang telah telanjang sepenuhnya. Singto pun turut membuka boxernya untuk membebaskan penisnya yang sakit tertahan boxer.

Singto melihat lubang Krist sudah basah alami karena dirinya terangsang. Singto pun memasukkan langsung 2 jarinya ke dalam lubang itu dan membuat Krist tersentak karena merasakan aliran kenikmatan dari lubangnya.

"Singh.. tuanhh ahh.. cukup. Masukin."

Singto pun memasukkan penisnya ke dalam lubang Krist yang rasanya sangat nikmat karena berkedut dan menjepit kencang penisnya.

"Ketat banget, Kit.", sambil Singto menggoyangkan pinggulnya, mengeluarkan masukkan penisnya ke dalam lubang itu.

"Ahh.. Singtuan.. aku gak kuat mau keluar."

"Keluarkan Kit.", Singto mengangkat kaki kiri Krist ke pundaknya agar ia memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak memasukkan penisnya lebih dalam.

"Ahh... cepetin.. hmm.. ahhh..", suara desahan Krist yang memenuhi ruangan semakin merangsang Singto dan mempercepat gerakannya. Satu tangan Krist mengocok penisnya yang terasa ingin keluar.

"AHHH...", cairan putih keluar dari penis Krist, membuatnya terengah-engah setelah pelepasannya. Singto memutar tubuh Krist, mengganti beberapa posisi untuk penetrasi sambil mengecupi dan memberi kiss mark di sekujur tubuh Krist.

Krist telah mengalami pelepasan berkali-kali sampai tidak ada yang keluar dan dirinya mengalami orgasme kering, namun Singto tak kunjung mencapai klimaksnya. Aneh sekali kenapa Singto sangat kuat, tidak seperti biasanya. Apa ini karena rut nya?

"Singtuanhh.. ahh.." Krist masih dapat merasakan dirinya mencapai klimaks walaupun sudah tidak ada yang keluar dari penisnya. Setiap dirinya mencapai klimaks, terasa tubuhnya bergetar dan membuatnya lemas. Meski lelah, Krist sangat menikmati rangsangan dan penis Singto yang tak kunjung mencapai klimaksnya. Singto terus melakukan penterasi pada lubangnya cukup keras, rasanya tubuhnya terbelah menjadi 2. Sudah tidak tahu berapa jam Krist melayani Singto. Air mata pun menetes dari mata Krist.

Singto mengusap air mata itu "I'm sorry Kit, are you hurt?"

Krist menggelengkan kepalanya , tidak tahu mengapa air mata keluar dari matanya padahal Krist masih merasakan orgasme berkali-kali. Mungkin karena tubuhnya sudah sampai pada batasnya. Singto mempercepat gerakannya, lebih cepat dari sebelumnya membuat Krist terus mendesah dan merasa klimaksnya akan datang lagi.

"Aku mau keluar, Kit."

Singto ingin menarik penisnya keluar dari lubang Krist agar tidak menumpahkan spermanya di dalam lubang Krist, namun ia tak bisa menarik penisnya.

"AHHH..", Singto pun mencapai klimaksnya.

Krist bingung melihat Singto yang tidak pindah posisi padahal sudah ejakulasi.

"Diam seperti ini dulu, Kit. Mungkin 30 menit."

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa menarik keluar penisku."

This is knotting.

He knots me??

Memories of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang