Part 17: Wherever

1.5K 142 3
                                    

Hari kelima kapal Memories of The Sea menuju Edelweiss


Krist terbangun dari tidurnya, tidak ada Singto di sampingnya. Matanya melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 8 malam. Setelah dari pagi hingga sore Krist menghadapi Singto yang sedang rut, dirinya tertidur karena kelelahan. Ia bangun dari tempat tidurnya dan turun kebawah untuk mencari Singto, tidak ada Singto di sofa maupun di meja makan.

Apa Singtuan pergi keluar? Jam segini pergi kemana dia?

Krist berjalan dengan sedikit pincang ke toilet. Iya, lubangnya masih terasa sakit dan kakinya pun lemas karena kasarnya permainan Singto tadi. Saat melihat tubuhnya di kaca kamar mandi, pakaian Krist telah diganti. Ia menggunakan kemeja putih oversize dan celana dalam. Krist melepaskan pakaian dan celananya untuk membersihkan tubuhnya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat tubuh telanjangnya di kaca, dirinya mendapat kiss mark di seluruh tubuhnya. Tubuhnya penuh dengan merah-merah dan ada pula yang berwarna kebiruan di bagian pinggangnya, karena cengkeraman Singto.

Krist membasuh tubuhnya dengan air hangat, membantu merelaksasi otot-ototnya yang tegang dan meredakan lelahnya. Lubangnya masih terasa bengkak ketika ia ingin membersihkannya.

Uhh sakit. Tadi Singtuan melakukannya di dalam. Apa yang akan terjadi padaku?

Setelah selesai mandi, Krist mengenakan bathrobe dan berjalan ke walking closet untuk mengambil piyama. Ia mengenakan piyama berwarna putih dengan lengan panjang dan celana selutut. Ketika keluar dari walking closet, Krist melihat Singto di balik pintu. Ia mengenakan kaos hitam polos dan celana linen putih.

"Kamu lapar, Kit? Ayo kita makan malam."

Singto berjalan ke arah deck sebelah kamar, tempat jacuzzi berada. Krist mengikuti di belakangnya dengan langkah gontai. Singto yang melihat Krist seperti itu pun merasa bersalah.

"Maafkan aku, Kit."

"Huh? Untuk apa?"

"Aku menyakitimu karena tidak bisa mengontrol diri."

"Gapapa, Singtuan. Aku tahu rasanya, sama seperti heatku, aku juga tidak bisa mengontrol diri."

Singto berjalan ke arah Krist dan mengalungkan lengannya di pinggang Krist, untuk menopangnya.

"Aku sudah menelan supresan agar tidak menyakitimu lagi."

Terkadang rut alfa memang lebih parah daripada heat omega. Alfa yang berada dalam rut nya menjadi terlalu agresif karena terangsang. Sama seperti heat omega, rut alfa juga membuat pengendalian diri hilang karena nafsu yang menggebu-gebu. Perbedaannya, tenaga alfa lebih besar dan terkadang para alfa tidak mampu mengontrol kekuatannya dan berimbas pada terlukanya omega.

Singto dan Krist telah sampai di deck samping kamar, terasa udara malam yang dingin menerjang tubuh mereka. Jacuzzi yang ada disitu kering, mereka kesitu bukan untuk jacuzzi tapi untuk menikmati makan malam yang sudah dipersiapkan Singto. Di dekat jacuzzi ada meja dengan lilin. Nyala lilin di tengah gelapnya malam membuat suasana menjadi romantis.

"Kenapa makan malam diluar begini?", tanya Krist sambil mendudukkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa makan malam diluar begini?", tanya Krist sambil mendudukkan dirinya.

"Aku mau suasana yang berbeda aja."

Krist mengangguk sambil mulai memakan makan malamnya.

"Kit. Kalau terjadi apa-apa padamu, aku pasti tanggung jawab sepenuhnya. Tidak usah khawatir."

"Aku tahu.", Krist tersenyum sambil menatap Singto.

"Kamu tidak akan meninggalkanku. Aku tahu, Singtuan."

Bukan kamu yang harus takut kehilanganku, tapi aku yang takut kehilanganmu.


*lagu yang terputar adalah lagu Pamungkas - To The Bone*


Tiba-tiba ada suara lagu yang entah darimana asalnya. Sepertinya ada speaker di sekitar situ.

Singto mengulurkan tangannya pada Krist, "mau berdansa denganku, Kit?"

Krist meraih tangan yang terulur padanya itu. Singto pun menuntunnya ke dalam dekapannya dengan satu tangannya merengkuh pinggang Krist. Krist meletakkan satu tangannya di atas pundak Singto dan satu tangan lainnya menggenggam tangan Singto. Keduanya berdansa dengan jarak yang sangat dekat. Dekapan tubuh keduanya membuat mereka hangat.

Take me home, I'm fallin'
Love me long, I'm rollin'
Losing control, body and soul
Mind too for sure, I'm already yours

Singto mengeratkan pelukannya. Krist mengalungkan tangannya ke tengkuk Singto dan membenamkan wajahnya di leher Singto.

Maybe we seek for something that
We couldn't ever have
Maybe we choose the only love
We know we won't accept

"I want you to the bone. So bad that I can't breathe.", bisik Singto pada telinga Krist.

"Wherever I am, as long as I'm with you, I feel like I'm home. I love you, Krist Perawat."

"I love you, Singto Prachaya."

Cr: lv_rightxxx8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr: lv_rightxxx8

Memories of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang