"Cih jalang!" suara wanita iblis itu kembali mengusik ketenangan Risa.
"Berani banget deketin Geri. Udah punya nyawa berapa si cupu ini?" Kinara menambah.
"T-tadi aku cuma gak sengaja ketemu digerbang kok!" pungkas Risa cepat.
"Jangan bohong! Tadi dia megang kepalamu itu juga gak sengaja?!" Keni berkata sambil mendorong bahu Risa.
"Geri yang bodoh mau sama kamu, atau kamu yang ganjen sih?!" nada bicara Charoline meninggi.
Lagi dan lagi Risa menjadi bahan tontonan semua anak SMA Bagaskara.
"Kamu punya hubungan apa sama Geri?" selalu saja begini. Ini lah alasan kenapa Risa memilih untuk tidak mengumbar Geri sebagai saudaranya. Dari SMP pun ia telah dibully dan alhasil Geri menjadi bahan bullyan juga disekolahnya.
"Aku udah bilang aku gak ada apa-apa sama Geri!"
Oh Shit!
Apa itu benar Risa? Mendapat keberanian dari mana dia? Apa dia tak tau nada bicaranya membuat Charoline melotot hingga matanya nyaris ingin keluar?
"Udah mulai ngelawan lu?" geram Keni sambil menarik tas Risa. Risa dibawa pergi dari area gerbang utama.
Plak!
Plak!
Plak!
"Mau kalian apa sih?!" Risa teriak dihadapan Charoline dkk. Teringat terhadap kata-kata abangnya yang menyuruhnya untuk tidak lemah.
"Gue tanya sekarang, lu gak bosen dibully?" ujar Kinara bersedekap dada.
"Gue heran aja kenapa bisa anak 'orang miskin' kayak lu itu bisa sekolah disini!" Keni ikut nimbrung.
"Mending lu pindah, nyusahin orang tua lu tau gak?" Kata-kata Charoline selalu saja menyakitkan, entah apa alasan gadis itu membenci Risa. Setiap hari mencari-cari kesalahan Risa. Apa karena memiliki rasa dengan Geri? Lantas menjadi jalan untuk merundung gadis polos itu dengan alasan cemburu? Geri dan Risa adalah saudara kembar! Meskipun diantaranya tidak ditemukan persamaan.
"Mending kerja! Bantu orang tua!" timpal Kinara sambil menunjuk-nunjuk pelipis Risa.
"GAK TAU DIRI." Charoline dkk berjalan menembus kerumunan orang-orang yang sedari tadi mengamati peristiwa tadi.
- - -
Bel istirahat sudah berbunyi dua menit yang lalu. Tentu saja banyak murid yang sudah berbondong-bondong kekantin untuk sekedar mengisi kekosongan perut.
Lain dari Geri yang memang saat les pertama sudah berada disini.
"Eh eh!" lelaki berlari dengan nafas tersengal-sengal, "Si cupu itu dibully lagi!" seru nya.
"Kasian bener anjir ditampar mulu sama geng iblis!" terangnya lagi.
"Pake dihina-hina lagi ih. Tuh anak emang kuat banget mentalnya."
Geri yang duduk dimeja tepat disamping meja segerombolan anak lelaki yang baru saja bercerita itupun mengernyit dahi.
"Siapa yang dirundung?" Geri bertanya dengan sedotan dibibirnya.
"R-risa kak." ujar anak itu gugup.
"Udah selesai?" tanya Geri lagi. Anak tadi hanya mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZARO
Novela JuvenilBenar-benar ajaib. Sekali jatuh aku nyaris larut seumur hidup. Hidupku benar-benar seperti bunga tak disiram air. Seperti bumi tanpa matahari, dan seperti malam tanpa bintang-bintang. Tak ada yang tinggal kecuali udara yang mengelus seluruh tubuhku...