-Gak ada yang perlu dibenci,
Semua akan membaik pada masanya.-* * *
Sore pun datang. Gadis dengan kuncir satu itu terlihat riang dan gembira. Ia tak henti-hentinya menebar senyum hari ini. Mungkin karena ingin piknik bareng Bapak.
"Udah selesai?" kata Pria paruh baya itu sambil tersenyum.
"Udah, Pak!"
"Geri dimana? Abang-abangmu enggak ikut?"
"Bang Evan harus kerja, Pak. Bang Kevin sama Dimas gak tau dimana. Kalau Geri lagi di kamar mandi," Bagus hanya mengangguk-angguk. Sedetik setelah itu ia merangkul pundak Risa sambil berjalan ke luar. "Kita nunggu Geri di depan aja," ujarnya.
Tak berselang lama akhirnya Geri pun datang dengan tas hitam di pundaknya. "Ayo!" antusiasnya.
Mereka semua pergi ketempat dimana dulu banyak kenangan didalamnya. Taman di dekat danau. Taman yang menyimpan banyak memori tentang keluarga Azaro.
"Akhirnya sampai!" teriak Geri senang. Ia mulai membuka tasnya dan menata semua kepentingan piknik.
"Udah lama banget Pak, kita gak kesini." ujar Geri disela-sela menata makanan. Matanya melirik-lirik pepohonan indah.
"Maafin Bapak, ya. Udah jarang jenguk kalian."
"Gak papa kok, Pak! Bapak kan kerja buat kita juga." kata Risa sambil tersenyum manis. Bagus ikut tersenyum melihat tingkah anaknya yang sangat gembira itu.
"Iya, Pak! Bapak ngajak piknik aja Geri sama Risa seneng banget." timpal Geri.
"Geri kalau senyum ganteng banget! Sama kayak Bapak." puji Risa.
Geri yang dipuji pun menjadi salah tingkah. Ini kali pertama Geri dan Risa leluasa berbicara.
Risa yang memperhatikan pun lantas terkekeh melihat raut salah tingkah Geri.
"Tapi Pak, nanti Bapak pasti berantam sama Ibu." ucap Geri.
Bagus menghela nafas panjang. "Gak papa, Bapak yang salah. Gak pernah jenguk."
"Istri mana yang gak marah kalau suaminya sendiri gak punya waktu buat keluarga." tambahnya.
"Berarti Ibu cemburu sama pekerjaan Bapak dong." ucap Risa polos. Dan anehnya membuat Geri dan Bagus tertawa. Risa yang bingung pun memilih untuk ikut-ikutan tertawa.
Lama mereka menghabiskan waktu dengan berbagai cerita-cerita pengalaman Risa dan Geri, lelucon Bagus yang berhasil membuat anak-anaknya tertawa terbahak-bahak. Makan dan minum.
Tak terasa waktu sudah mulai larut.
"Udah mulai gelap." ujar Geri seketika membuat cerita terpotong.
"Yaaah padahal cerita Bapak masih panjang," gerutu Risa cemberut.
"Kita lanjut nanti aja, ya. Sekarang yuk beres-beres. Terus pulang."
"Eh tunggu bentar, Pak! Kita fotoan dulu dong." kata Geri sambil menggantungkan tangan kanan nya sambil membawa ponsel.
"Satu.. Dua... Ti--"
Cekrek
"Naaaaah mantaap!" ujar Geri kemudian memasukkan ponsel ke sakunya.
"Yaudah yuk beres-beres."
***
Bagus, Geri, dan Risa pun sampai di rumah. Setelah mengucapkan salam mereka pun masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZARO
Teen FictionBenar-benar ajaib. Sekali jatuh aku nyaris larut seumur hidup. Hidupku benar-benar seperti bunga tak disiram air. Seperti bumi tanpa matahari, dan seperti malam tanpa bintang-bintang. Tak ada yang tinggal kecuali udara yang mengelus seluruh tubuhku...