"AAA!!"
Jantung wanita bernama Risa nyaris copot ketika yang terakhir kali dilihatnya hanya ada kepalan tangan sang abang yang menggantung dan siap mendarat kebagian tubuh Risa.
Bugh!
Hening.
Risa tak merasakan ada apa-apa yang menyentuh tubuhnya. Ia lantas mengintip untuk mengetahui apa yang baru saja terjadi.
Lagi-lagi Risa ingin saja hilang di tempat. Meskipun bunyi pukulan itu tertuju ke tembok disamping Risa. Tapi saat ini Kevin tepat didepan matanya. Mungkin abangnya itu benar-benar sedang murka. Karna memang dia tak suka dibantah apalagi dengan intonasi tinggi.
"Pembangkang!"
Risa menciut, "M-maafin Risa b-bang," cicit Risa menunduk. Setengah mati mengajak matanya bekerja sama untuk tidak menjatuhkan kristal bening yang hangat itu.
"Kamu itu ce," Kevin mendorong dahi Risa menggunakan jari telunjuknya, "wek!"
Risa gemetar dan kini sudah menjatuhkan kristal bening itu. Keluarga Azaro tidak termasuk keluarga dengan kasih sayang. Semua saudara tanpa hari tanpa berperang.
"M-maafin Risa, bang... hiks" Kevin menggeram.
"Kenapa sih nangis terus?!" Risa semakin menangis dengan kuat. Kevin memang terlalu keras untuk mendidik seorang Risa yang notebenenya bersifat lembut sekaligus lemah.
"Diem gak?!"
"Hiks... Hiks..."
"Dia-!!"
"Udah Kev!" instruksi seorang lelaki yang baru saja keluar dari kamar mandi tatkala Kevin bersiap menampar Risa dengan tangan lebarnya.
Kevin mengurungkan niatnya, ia menjatuhkan kembali tangannya itu.
Risa fikir dengan apa yang dikatakan Evan, saudara sulungnya itu akan membuat Kevin berhenti.
"BELAIN AJA TERUS!" bentak Kevin menatap Evan.
"Dia itu cewek bang! Kita harus didik dia. Emang kalian pada mau dia kayak bang Evan?" tunjuk Kevin kepada Evan yang masih berbalut handuk. "Atau kamu?" beralih kepada Dimas. "Kamu?" tunjuknya lagi kepada Geri. "Atau bahkan saya!"
"Saya lebih tua dari pada kamu Kevin! Setidaknya kamu harus lebih menghargai saya!" sahut Evan tersulut amarah.
"Saya gak akan pernah menghargai orang yang gak pantas kayak kamu!"
"EMANG YANG KAMU LAKUIN SEKARANG ITU PANTAS?! DENGAN KAMU KASARIN ADIK KAMU SENDIRI?! SEPERTI ITU CARA MENDIDIK DENGAN BENAR?" pungkas Evan juga tersulut emosi.
"Memangnya apa bandingannya dengan kamu? Memangnya anda ini pernah mendidik 'dia' dengan lembut?!" tunjuk Kevin kepada Risa ketika mengucapkan kata 'dia'.
Yang lain tak mampu berkutip. Risa yang hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa, Geri, dan dimas pun sama. Tak ada gunanya melawan abang-abangnya itu. Selalu saja begitu, tiada hari tanpa keributan di keluarga Azaro.
Setelah puas mengatakan kegundahan hati Kevin. Ia lantas pergi meninggalkan tempat itu dengan raut wajah marah. Tak lupa sebelumnya ia menatap tajam kearah Risa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZARO
Teen FictionBenar-benar ajaib. Sekali jatuh aku nyaris larut seumur hidup. Hidupku benar-benar seperti bunga tak disiram air. Seperti bumi tanpa matahari, dan seperti malam tanpa bintang-bintang. Tak ada yang tinggal kecuali udara yang mengelus seluruh tubuhku...