Delightful 1

5.6K 317 44
                                    

Delightful








Jangan langsung berpikiran jika diriku adalah orang yang istimewa. Bahkan seekor burung camar di tepi pantai pun tahu, aku hanya anak berumur 18 tahun tanpa orang tua. Adalagi hal lain jika kalian ingin tahu,

Aku hanya bisa diam.

Iya, sejak umur begitu muda, bayangkan kalian berumur masih 5 tahun, baru mengenal dunia luar dengan banyak candaan bersama teman kalian hingga dewasa bisa tertawa lepas. Namun tidak dengan ku.

Xiao Zhan si bisu.

Bukan berarti aku tidak bisa paham dengan apa yang orang lain katakan. Aku hanya tidak bisa menjawab, bisanya hanya dengan mengangguk, menggeleng ataupun tersenyum. Itupun jika ada orang yang bertanya. Aku tidak terlalu pandai menulis. Jangan berpikir lagi jika aku adaah pemeran dalam Manhua Silent Lover, yang dimana aku berperan sebagai pria bisu.

Aku tidak terlalu bisa membaca, cerita itu  Liying Jie yang bercerita, sayangnya dia tidak memberitahu deteilnya, dia hanya bercerita tentang fisik pria dalam manhua itu. Dia suka membacanya. Aku jadi ingin. Tapi aku tidak bisa. Yang selalu terdengar adalah Liying Jie selalu menyamakan ku dengannya. Aku mendengus.

Tapi aku berbeda dengannya. Mungkin kecuali kekuranganku. Dia memiliki orang yang menyayanginya di kerajaan.

Sedangkan aku hanya sendiri di rumahku. Aku tidak juga sekolah. Maklum saja, aku hanya tinggal sendiri di rumah reot. Jangan menghakimi bangunan indahku. Biarpun begini, aku selalu merawatnya.

Aku sangat berterima kasih pada salah satu tetanggaku. Dia sangat baik tidak membiarkan diriku yang bodoh ini terlantung-lantung. Mereka sekeluarga sangat baik padaku. Apalagi gadis cantik yang selalu datang untuk mengucapkan selamat pagi padaku anak dari tetanggaku. Dia begitu cantik dengan mata sebening air. Aku suka alisnya yang seperti ujung pena yang lancip diatas matanya.

Lantas, aku juga tidak membuatku memiliki perasaan padanya, dia hanya kakak bagiku, begitu sebaliknya. Dia berucap jika aku sudah dianggap sebagai adiknya.

Aku bersyukur pada tuhan.

Aku terkekeh di depan bunga cantik baru saja mekar. Teringat ibuku begitu sayang dengan bunga berwarna merah ini, setidaknya ketika mekar. Mawar namanya.

Ingatan tentang keluargaku, disaat seperti ini aku selalu ragu untuk tersenyum. Sayatan kenangan tentang mereka sudah samar di ingatanku. Mungkin karena umurku yang baru menginjak 5 tahun, mereka mengalami kecelakaan bersama diriku di bus yang kami tumpangi seusai ke kebun binatang menjadikanku tidak terlalu ingat.

"Xiao Zhan"

Baru saja ku katakan, gadis yang lebih tua dariku memanggil dengan senyum indahnya. Sekitar 20 tahunan.

Aku mengangguk sebagai salamku, andai aku bisa berbicara akan ku jawab dengan kata-kata manisku. Apakah aku terlalu memuji. Maafkan aku tuhan. Aku tersenyum.

"Kau sudah makan? Baiklah pasti belum. Ibu ku memberikan sarapan untuk kita. Ayo masuk"
Gadis beranjak dewasa ini sangat tidak sabaran.

Ingin sekali lidahku mengucap. Ayo.

Aku kehilangan suaraku karena kecelakaan 12 tahun lalu, jangan bertanya, aku juga tidak tahu kenapa bisa.  Aku tidak lagi bertanya alasannya. Biarlah. Biarkan diriku untuk tidak berucap.

"Hei, Xiao Zhan kau melamun lagi." kerutan kening milik Liying Jie membuatku merasa bersalah karena membuatnya khawatir.

Aku menggeleng, sungguh aku tidak bermaksud demikian. Dan ternyata dia tersenyum. Aku hampir saja menangis. Katakan jika diriku begitu lemah.

"Ayo sarapan, aku sedang tidak sibuk jadi kita bisa jalan-jalan."

Anggukan sudah cukup, ku kira Liying Jie akan mengerti.
Jalan-jalan? Apa aku bisa berjalan-jalan ke luar bersamanya?

.....


"Zhan, tunggu disini sebentar."

Aku mengangguk lagi. Sekali lagi aku berpikir andai bisa berbicara. Liying Jie begitu baik padaku. Maafkan aku Jiejie.

Aku duduk ketika gadis itu menjauh dariku. Taman begitu ramai. Banyak yang berlalu lalang, disanapun terdapat ayunan untuk anak-anak. Seketika aku terkekeh kembali, menerawang aku suka mengayunkan benda itu dengan kaki ku 12 tahun lalu.

Sebelah kiri sedikit jauh, ada tempat para pemuda seusiaku sedang bermain, bercanda, bahkan tertawa lepas.

Minder,

Tidak. Aku hidup dengan baik saja sudah bersyukur. Mungkin aku hanya akan menanti kematianku saja. Meski ku harap aku juga bahagia seperti mereka.

Para pemuda yang kebanyakan para pria itu sedang asyik memainkan benda papan dengan benda kecil bundar dibawahnya. Mereka keren. Bisa melompati tiang tinggi dengan benda itu. Kata Liying Jie itu namanya Seket.. Apa ya? Aku lupa. Satu lagi mereka juga tampan. Salah satu dari mereka memiliki senyum tampan.

Deg.

Kalian sadar? Atau aku yang terlalu jauh melamun?

Aku terkejut, Liying Jie sudah berdiri disampingku. Dia ikut mendudukan tubuhnya di sampingku. Bisa tercium bau parfum yang wangi miliknya. Aku sendiri tidak memiliki uang untuk membelinya. Kata Liying Jie juga, tubuhku sudah wangi, apakah benar itu, aku tidak yakin.

"Minumlah."

Boleh aku mengangguk karena hanya itu jawaban dariku yang kubisa.

"Apa kau ingin bermain dengan sketboard itu? Aku kenal salah satu dari mereka." senyum itu sangat membuatku berdesir.

Ya tuhan, pertanyaannya sangat mendadak, jadi apakah dia mengetahui apa yang aku pikirkan? Padahal aku hanya menatap segerombolan pemuda tadi.

"Aku bisa membantumu untuk mengatakannya. Dia akan mengajarimu."

Aku bukan mengangguk. Yang benar saja. Aku tidak terlalu bisa membaur dengan orang lain. Hanya Liying Jie seorang yang bisa kudekati. Rasanya aku takut berdekatan dengan selain Liying Jie.

"Kenapa? Aku sangat tahu kau tertarik bermain dengan mereka."

Lagi menggeleng kuat. Aku juga mencengkram lengannya kuat. Sungguh, jantungku tidak kuat berdetak cepat. Aku.. Mendadak sesak.

"Jangan takut Xiao Zhan"

Aku menggeleng kuat,

Bagaimana jika mereka mencaciku.

Aku malu

Nafasku kemudian tidak bisa teratur. Rasanya aku tidak bisa menahan sakit pada dadaku. Sesak, begitu sesak, hingga aku tidak bisa menahan air mataku mengalir. Aku baru pertama kali keluar sejauh ini dari rumahku. Tidak tahunya membuatku terkena serangan panik. Ya tuhan. Sakit sekali.

"Zhan.. Xiao Zhan? Hei. Kau kenapa?"
Hanya itu yang ku dengar setelah itu. Aku tidak lagi tahu apa yang terjadi.


Tbc..


Nah looo ngutang lagi!! Hahahaha . Kali ini aku pengen buat kalian nangis. Hayok ketawa. Sekali lagi aku bikin cerita abis bangun tidur siang!!! Setan!

Delightful (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang