Delightful 2

2.3K 273 15
                                    

...........






Lelaki manis itu telah membuka matanya, helaian bulu mata cantiknya mengayun lembut. Meski kerutan di dahinya begitu banyak karena menghalau sinar tidak terlalu terang di ruangan itu menyerang retinanya. Itu karena wanita cantik di dekatnya yang menyalakan lampu sebelum lelaki manis berparas cantik itu membuka mata.

Seolah bertanya dengan sorot mata bingung, Zhao Liying sangat hafal dengan raut wajah damai milik lelaki yang tidak lain adalah teman tetanggannya. Mereka tumbuh bersama. Sejak saat itu Liying ingin terus menjaga Xiao Zhan agar mendapatkan kebahagiaan. Itulah jalan tekadnya.

"Kau haus?"

Xiao Zhan menggeleng, mata rusa sebening air itu masih bertanya ada apa dengan tubuhnya.

"Kau pingsan, Xiao Zhan, di taman." Liying mengusap lengan kecil, bahkan lebih kecil darinya. "Untung ada temanku, dia membantumu sampai di rumah." Lanjut wanita itu dengan senyum damai.

Xiao Zhan mengernyit sembari mentengklengkan kepalanya ke pinggir agar omongan Liying tercerna otak kanannya. Teman? Mungkinkah Liying meminta bantuanya.

"Zhan, aku sudah memikirkan ini sebenarnya."

Ungkapan Liying sebelumnya belum juga merasuk, kini Liying kembali dengan pernyataan yang membuat otak Zhan semakin banyak soal.

"Aku ingin kau belajar bahasa tubuh Zhan, juga menulis"

Sudah tertebak oleh Liying jika lelaki itu menggeleng kuat. Pipinya menggembung dengan semburat lucu di wajahnya. Bukan hanya disana, bibir itu mengerucut bagai pucuk bunga kuncup siap mekar.

"Ayolah Zhan. Kau butuh belajar, agar bisa berbaur dengan yang lain. Tidakkah kau ingin?"

Lagi, Zhan menggeleng, seumur hidupnya, lebih tepatnya setelah insiden itu, dia tidak ingin bersosialisasi. Dia tidak belajar apapun selain menjadi tukang kebun di rumah Liying, itupun atas paksaan Tuan Zhao ayahnya Liying.

"Tolong Zhan. Aku ingin kau keluar dari zona ternyamanmu. Dunia luar tidak begitu kejam. Sungguh. Aku akan membantumu."

Zhan menundukan kepalanya, benaknya berkecamuk. Bisakah dirinya melakukan apa yang dikatakan Liying Jie-nya. Kenapa dia merasa begitu lemah. Padahal dia adalah seorang laki-laki. Hidungnya memerah karena terlalu lama menahan cairan matanya tidak tumpah.

"Zhan.. Kau tidak perlu orang banyak untuk belajar. Aku akan memperkenalkan dirimu dengan temanku. Dia akan mengajarimu menulis... Juga bahasa tubuh. Maaf Zhan bukan maksud ku merendahkanmu" tangannya menyentuh pergelangan lelaki yang masih setia menunduk sesegukan

Iya Zhan menitihkan cairan bening kegundahannya. Dia tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena sudah tidak punya sanak sodara.

"Xiao Zhan"

Zhan secepat mungkin menangkap tangan Liying yang sedang menggenggamnya. Mata rusa itu bertemu dengan milik Liying. Torehan kesedihan terpatri di dalam retina bocah berumur 18 tahun itu.

"Kau mau kan?"

Zhan mengangguk meski gelisah masih terus menghantui perasaannya. Tapi dia juga tidak bisa terus menyusahkan wanita itu. Setelah ini, apa yang harus dilakukan Zhan ketika telah menguasai apa yang dibilang Liying? Bekerja? Sekolah? Konyol memang tapi Zhan tidak enak menolak Liying.

"Baiklah. Istirahat lagi, jangan panik."

Zhan mengangguk.

Lamunannya sejenak melayang kemana-mana. Ada sedikit takut bertemu orang baru. Tapi dia tidak bisa menolak tawaran Liying karena sudah membantunya lebih jauh.

Delightful (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang