8. Lamaran?

2 1 0
                                    

~Jadikanlah hidupmu menjadi bagian hidupku, Aku ingin kita bersama~

ooOoo

Vivi terkejut melihat Keandra yang berdiri di depan pintu rumahnya. Ia lebih terkejut melihat koper besar yang dibawa oleh gadis itu, malam semakin larut dan gadis itu menggeret koper besar.

Vivi menyuruhnya untuk masuk dan duduk di sofa. Ia menawarkan minuman hangat, namun Keandra menolaknya. "Tante tau kan, Kee menentang Ayah untuk nikah lagi?"

Vivi yang saat itu masih terkejut dengan kedatangan Keandra kali ini lebih terkejut dengan ucapan Keandra. "Kee mohon, menikalah dengan Ayah Andra. Dean butuh sosok Mama, dan Kee nggak bakal menentang kalian lagi. Tante terima tawaran Kee ya."

Vivi melihat cincin di dalam kotak beludru itu.

"Sayang, mengapa tiba-tiba kamu melamar Tante?" Keandra menatap cincin yang ia bawa dengan sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sayang, mengapa tiba-tiba kamu melamar Tante?" Keandra menatap cincin yang ia bawa dengan sendu.

"Kee nggak bisa egois lagi. Deandra butuh sosok Mama, dan Ayah juga butuh sosok Istri yang bisa mendampinginya." Vivi mengusap rambut Keandra pelan.

"Lalu, bagaimana denganmu?" Keandra tersenyum tipis, ia mengusap cincin dengan ibu jarinya. "Kee seneng kalau Ayah seneng. Setelah ini, Kee bakal tinggal sama Dokter Mega. Jadi, Tante mau kan nikah sama Ayah? Jadi Mama untuk Deandra?"

"Kamu janji, setelah Tante menikah dengan Ayah kamu, kamu bakal nurut untuk segera sembuh?" Keandra menatap Tante Vivi dengan mata sendu. "Kee janji. Setelah ini, Kee bakal pergi."

Vivi menatap Keandra tak suka. "Kenapa kamu harus pergi?"

"Kee nggak mau ganggu kebahagiaan kalian, jadi Kee harus pergi. Tante janji kan, mau menikah dengan Ayah?" Setelah melihat Vivi mengangguk, Keandra memasangkan cincin untuk Vivi. Ia menerima Vivi sebagai Mama nya.

"Tante nanti berikan cincin ini untuk Ayah ya." Keandra memberikan kotak itu kepada Vivi, ia berdiri dan duduk di samping Vivi. "Kee, boleh peluk Tante?"

Tanpa membalas ucapan Keandra, Vivi mendekap Keandra dengan sangat erat. Sudah sangat lama ia ingin mendekap Keandra seerat ini, dan sudah bertahun-tahun ia menunggu momen dimana ia akan menikah dengan Andra.

Keandra melonggarkan pelukannya dan menghapus air mata Vivi. "Tante istirahat ya, Kee mau pulang dulu."

"Kamu nggak mau nginep disini?" Keandra menggelengkan kepalanya. Ia mengambil ranselnya dan mulai menggeret kopernya lagi. "Tante antar pulang ya"

"Nggak usah, Tan. Taksi Kee masih nunggu di depan." Vivi mengangguk. Ia pun berpesan agar Keandra hati-hati. Setelah melihat kepergian Keandra, Vivi menutup pintu serta menguncinya.

Tok tok tok

Baru saja ia akan pergi ke kamarnya, namun ada yang mengetuk pintu rumahnya lagi. Ia mengintipnya sebentar, kemudian membukanya setelah ia tahu bahwa Andra yang datang kerumahnya. "Andra? Kamu ngapain malam-malam kesini?"

SurenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang