4. Mama

10 1 0
                                    

~Lo suka hipnotis orang kan? Buktinya pas gue liat lo, gue gak bisa berpaling~

ooOoo

Selama perjalanan, Kean lebih banyak diam. Ia memikirkan kata-kata Dean malam tadi ketika mereka maskeran.

"Kee, rasanya punya mama itu gimana ya? Gue pengen punya mama."

Kean hanya bisa diam mendengarkan gadis itu. Kean juga pengen punya mama, dimasakin mama, disiapin bekal, dan ia bisa bercerita dengan mamanya.

"Dari dulu gue pengen punya mama. Gue sempat ngira kalo tante Vivian itu mama karena dari kita kecil udah bareng bareng."

Kean ingin bertemu mamanya. Kean ingin punya mama. Tapi Kean tidak ingin mama baru, Kean takut kasih sayang Ayahnya terbagi untuk orang lain.

"Kalo tante Vivian jadi mama kita, lo seneng nggak? Tante Vivian kan baik banget. Dia juga cantik, sayang sama kita sama papa juga."

"Tapi aku gamau punya mama tiri."

Saat itu Dean langsung menatap Kean. Ia tidak setuju dengan pemikiran Kean. "Kee, mama tiri nggak selamanya jahat kok. Tante Vivian nggak jahat, mana mungkin dia jahat kan sama kita Kee."

"Tapi gue tetep gamau punya mama tiri." Kean berjalan meninggalkan Dean. Kean menuju kamar mandi dan membilas masker diwajahnya. Selesai membilas wajah, ia menggosok gigi dan bersiap untuk tidur. Ia keluar kamar mandi dan tidak melihat Dean lagi.

Sampai sekarang Keandra masih memikirkan ucapan Dean yang ingin memiliki mama. Bahkan setiap malam mereka selalu membahas masalah ini. Kean juga butuh sosok mama, karena Kean itu ah sudahlah.

"Diem aja perasaan,Kee. Ada masalah ya?" Lintang menyampirkan jaket di tubuh Kean. Ia melihat yang lainnya tidur, namun saat melihat Kean diam saja ia merasa ada yang aneh.

Kean menatap Lintang. "Nggak ada kok, Lin. Aku cuma kepikiran, gimana Ayah pas kutinggal pergi. Kepikiran nggak ya?"

Lintang mendengus. "Bego lo gak ilang-ilang ya? Padahal udah SMA." Kean mengerucutkan bibirnya. Lintang yang gemas pun mencubit pipi Kean.

"Sakit, Lin." Lintang hanya terkekeh. Ia melepaskan cubitannya dan mengusap rambut Kean pelan. Kean merasa ada getaran pada ponselnya. Ia mengambilnya dan memeriksa pesan masuk.

Dr. Mega
Kee, kamu dimana? Dean udah lama nggak checkup. Nanti kamu bujuk dia ya.

Kean menghela napas pelan. Ia membalas pesan dari Dr. Mega. 

Nanti Kee bujuk ya Dok.
Send.

Kean menyimpan ponselnya kembali. "Siapa, Kee? Dokter Mega ya?"

Kean hanya mengangguk saja. Lintang menggenggam tangan Kean untuk menguatkan gadis itu. Kean tidak sekuat itu. "Kamu gak pernah minum obat itu lagi kan?"

Kean menggelengkan kepalanya. Kemudian menutup matanya. Lintang memasangkan sebelah earphone ke telinga Kean dan menyuruh gadis itu untuk mendengarkan. Itu suara Lintang, kemarin dia merekam lagu lagi. Perlahan Kean terhenyak dan tidur. Melihat Kean yang damai, Lintang pun tersenyum lebar.

ooOoo

Rafa dan Dave berada di kantin ujung ketika istirahat tiba. Mereka tengah bergosip masalah taruhan 10 hari itu. Memang hanya Rafa dan Dave saja yang tahu, namun mereka harus sportif kan?

SurenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang