5. Mama Ralin

6 1 0
                                    

~Jangan nolak terus, takutnya pas lo baper gue udah nyerah~

ooOoo

"Gue ntar malem kayanya nganggur" ucap Rafa kepada Dave. Mereka sedang berada di parkiran. "Tumben banget, padahal biasanya Lo kan balapan"

Dave mengulum lollipop yang ia beli di kantin tadi sebelum ke parkiran. "Bosen gue. Tiap hari bokap selalu nuduh yang enggak-enggak, lagian mereka nggak ada yang berani lawan gue."

Rafa memeluk helm full face nya. Mata Dave jelalatan kearah gerbang dan melihat Deandra disana. "Doi disana tuh, samperin gih. Mumpung sendirian, ajak pulang bareng gih."

Rafa menoleh ke arah gerbang dan melihat Deandra sendirian. Rafa mengernyitkan dahinya. "Lha, biasa dia balik sama Raka. Tumben masih di sekolah tuh cewe."

Dave mendorong bahu Rafa. "Udah, kesempatan nggak dateng dua kali. Buruan sana, tantangan sepuluh hari udah berlaku hari ini."

Rafa menatap Dave datar. "Pemaksaan banget." Rafa segera memakai helmnya dan mengikuti perintah Dave agar mengantarkan Deandra pulang.

Deandra yang sedang melihat ponselnya mendongak ketika mendengar suara motor yang berhenti di dekatnya. Ia menaikkan alisnya dan menatap cowo itu. "Ngapain Lo?"

Rafa memutar bola matanya malas. "Gue anter balik, mau nggak? Jam segini susah nyari angkot atau bus, mending Lo pulang sama gue. Bisa lebih hemat. Tenang aja, gue nggak macem-macem"

Deandra berpikir sebentar, sebenarnya apa yang dikatakan Rafa ada benarnya juga. "Udah gausah kelamaan mikir. Buruan."

Deandra menyimpan ponselnya dan perlahan naik ke motor Rafa. Setelah posisinya aman, Rafa melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Suasana yang sunyi membuat perjalanan terasa sangat lama, mereka sangat canggung.

Deandra yang biasanya ceria, kini ia diam saja. Ia tidak begitu mengenal Rafa, itu sebabnya ia tidak memulai pembicaraan. "Rumah Lo dimana?"

"Di depan rumah kembaran Lo. Tau kan?" Rafa mengangguk. Ia menambah kecepatan sehingga membuat Dean memeluk pinggangnya. Rafa menghentikan laju motornya di depan gerbang rumah Deandra, gadis itu segera melepas pelukannya dan segera turun.

Deandra berjalan ke samping tubuh Rafa. "Makasih ya udah mau nganterin gue. Emm, mau mampir?"

Rafa memperhatikan Deandra kemudian rumah gadis itu. "Di rumah Lo ada siapa?"

Deandra melihat rumahnya. "Biasa jam segini Papa masih di kantor, dan hari ini Kee lagi keluar kota. Jadi rumah kosong, nggak ada orang."

Rafa menipiskan bibirnya. "Lain kali aja deh. Lo gapapa di rumah sendirian?"

Deandra tersenyum tipis. "Gue udah biasa."

Rafa mengangkat alisnya. "Biasa?"

Deandra mengangguk. "Iya. Kee setiap hari kerja, dan Papa pulang sekitar jam 5. Jadi biasa gue sendirian, tapi kadang gue ke rumah kembaran Lo."

Rafa tersenyum tipis. "Mama Lo dimana? Kok kembaran Lo bisa kerja, penghasilan keluarga Lo kurang?"

D

SurenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang