1. Awal Mula Cerita

20 2 2
                                    

~ salah satu tujuan hidup gue adalah menerima tantangan. Seberat apapun bakal gue terima asalkan lo bisa gue kendalikan~

ooOoo

SMA Nusa Bangsa merupakan sekolah swasta terbaik di Jakarta. Banyak siswa maupun siswi populer berada disini. Anak Artis, Pejabat, Badan Penegak Hukum, Pengusaha terkenal bahkan anak pilot juga ada. Sekolah dengan fasilitas lengkap ini menampung seluruh siswa yang tergolong mampu. Bahkan di sekolah ini berteman sesuai dengan kasta. Bagi mereka yang memiliki kasta rendah akan selalu menjadi korban bully. Hal itu berlaku juga untuk seorang siswa bernama Calder Rafael Garman.

Rafael atau yang biasa dipanggil Rafa ini merupakan salah satu siswa yang paling menonjol. Bukan karena kepintarannya, tapi karena kenakalannya. Ada 2 type orang terkenal di sekolah ini. Yang pertama karena kenakalannya dan yang kedua karena kepintarannya. Bagi sebagian murid nakal, murid pintar itu sangat menjijikkan. Mereka sangat pandai mencari muka untuk mendapat nilai tinggi. Rafa sangat membenci orang seperti itu. Dia bahkan membenci Rakael, kembarannya sendiri.

Rafa memiliki satu orang sahabat yang sangat mengertinya yaitu Dave. Mereka sudah berteman sejak kecil. Rumah mereka bahkan tetanggaan. Rafa mengenal Dave saat tidak sengaja bermain dengan kucing peliharaannya. Saat itu Dave tengah bermain bola sendirian. Dengan inisiatif, Rafa mengajaknya bermain bersama hingga ia seperti sekarang. Dari SD sampai SMA mereka selalu sekelas. Rafa memiliki banyak teman, namun yang selalu ia percaya hanya Dave.

Kenakalan Rafa tumbuh ketika kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Keegoisan sang mama yang menumbuhkan sifat bossy dalam dirinya. Selama 7 tahun ia tinggal bersama sang papa, sedangkan kembarannya tinggal bersama sang mama. Walaupun mereka kembar, mereka memiliki sifat yang berbeda. Raka cenderung mandiri dalam segala hal.

Rafa suka tantangan. Ia tidak akan mudah menyerah dalam mendapatkan sebuah hal yang menarik dalam dirinya. Ia memiliki segalanya. Harta, kekuasaan, ketenaran, wanita bahkan segalanya. Hal itu yang membuat dirinya menjadi pribadi yang nakal, ketus, emosian dan sombong.

Rafa berjalan di koridor bersama dengan Dave. Baju yang keluar dari celananya menandakan bahwa dia bukan murid baik-baik. Tasnya bahkan hanya ia sampirkan dibahu kanannya saja. Ketika ia berjalan, tidak ada satupun siswa yang berani menghalanginya. Siapapun yang berani menghalangi jalannya sama saja mengajak Rafa berperang. "Raf, kemarin gue liat Grace jalan sama Bara. Lo udah putus?"

Rafa hanya mengiyakan saja. Lagipula ia tidak pernah mencintai Grace. Grace tidak sepenting itu untuk dicintai oleh dirinya. Mereka berjalan menuju kelasnya. XI IPS 2. "Lagian juga gue ilfeel banget sama dia. Cuma ngejer harta sama ketenaran doang. Gak guna, cuma bisa malu maluin gue aja bisanya." Dave meringis mendengar perkataan Rafa barusan.

Grace memang cantik, tapi sifatnya yang kecentilan membuat siapa saja jijik dengannya. Alasan Rafa menjadikan Grace kekasihnya hanyalah untuk menerima tantangan dari Bima. Sudah pernah Rafa katakan, Rafa sangat menyukai tantangan. Baginya tantangan merupakan harga diri. Ia tidak akan menyerah pada tantangan itu, dan bila ia menyerah sama saja ia akan menjatuhkan harga diri yang telah ia junjung setinggi langit itu.

"Oh iya, Raf. Gue denger, Raksa ngajak lo balapan ya? Kapan?"

"Ntar malem. Sebenernya gue males ngadepin banci satu itu, selain suka nyinyir dia juga penakut." Rafa meletakkan tasnya asal di atas meja lalu ia duduk di kursi paling ujung.

"Terus ngapain lo terima tantangannya?" Dave duduk di samping Rafa. Rafa berdecak. "Lo sendiri tau kalo gue suka tantangan. Tantangan itu ibarat harga diri buat gue, mana rela gue kalo harga diri gue dijatuhkan si banci itu."

Dave mengangguk – anggukkan kepalanya saja. Kemudian dia membuka ponselnya dan menggulir beranda instagram miliknya. "Raf." Yang dipanggil hanya berdehem saja. Rafa lebih memilih meletakkan kepalanya di atas meja saja.

SurenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang