7. Danilla Arsinta

242 158 77
                                    

Never break a sweat for the other guys
When you come around I get paralyzed
And every time I try to be myself
It comes out wrong like a cry for help

Heart Attack - Demi Lovato


*****

Siang hari, Danilla sedang asyik menonton drama mandarin di kamarnya dengan ditemani beberapa cemilan dan minuman. Dengan posisi tengkurap, di hadapannya ada sebuah laptop adalah posisi terenak enak untuk menonton menurutnya.

Saat sedang menonton, ia akan sangat kesal jika diganggu. Karena ia merasa sudah menyelesaikan semua tugasnya sebelum akhirnya menenggelamkan diri dengan drama di hadapannya.

Pintu kamar Danilla diketuk beberapa kali hingga berubah menjadi ketukan terus menerus secara brutal oleh Adrian, suara dari luar kamarnya yang awalnya ia abaikan semakin lama semakin memekakkan telinga. Abangnya benar-benar tidak tahu cara bahagia rupanya.

"Kenapa? Ganggu banget jadi orang." Sungit Danilla ketika membuka pintu. Pintunya sengaja ia tidak buka lebar, dan hanya kepalanya saja yang keluar.

Harus berdiri membuka pintu saat sedang asyik berhalu ria di atas kasur adalah kegiatan yang paling menyebalkan menurutnya.

"Belanja gih, isi kulkas udah kosong." Kata Adrian dengan tangan kanan berada di pinggangnya dan tangan kiri berada di pintu. Gayanya saja sudah seperti bos yang sedang memerintah bawahannya.

"Ck. Ganggu aja. Ya sudah tunggu bentar, mau ganti baju dulu."

Danilla yang hendak menutup kembali pintu kamarnya, dicegah oleh Adrian dan ditarik keluar.

"Ngapain ganti. Sudah pakai aja itu. Kelamaan kalau ganti." Adrian menarik tangan Danilla menuju halaman rumahnya.

"Bentar, Mas. Ambil tas dulu."

"Buruan. Jangan ganti baju. Lama ntar."

"Iya iya. Berisik banget, Mas."

Danilla yang hampir tidak pernah keluar menggunakan rok, hari ini harus tampil sedikit berbeda. Ditamban dengan warna pakaian yang sedang dipakainya, membuatnya tidak tampil percaya diri untuk keluar rumah saat ini.

Jika disuruh memilih antara memakai rok atau baju tidur panjang saat keluar, ia akan memilih opsi terakhir. Menurutnya kenyamanan saat berpakaian adalah yang paling utama.

"Naik motor mas?" Tanya Danilla yang melihat Adrian sudah duduk di atas motor miliknya.

"Deket, Dek. Gak ada 15 menit juga sampai kali." Adrian mengangsurkan helm kepadanya.

"Ambil jaket dulu, Mas."

Danilla yang hendak masuk ke dalam rumah, ditahan tangannya oleh Adrian.

"Ngapain? Kamu juga pakai baju panjang gitu."

Adrian mulai kesal dengan tingkah Danilla yang ingin masuk kembali ke kamarnya, tadi berkata ingin ganti baju, sekarang ingin mengambil jaket. Adiknya ini memang selalu banyak alasaa jika diajak ke supermarket.

"Naik. Ntar, Mas beliin es krim."

Danilla yang sedari tadi cemberut seketika berubah sedikit cerah wajahnya. Pasalnya es krim adalah kesukaannya, apalagi yang rasa vanilla. Ia bisa menghabiskan sekotak es krim dalam sehari untuk menemani kegiatannya bersantai di dalam kamar.

"Nyetok yang banyak di kulkas, Mas."

"Iya. Buruan, Danilla."

Adrian jika sudah memanggil namanya, ia berarti sudah di ujung batas kesabarannya. Dengan segera Danilla naik ke atas motor, duduk menyamping karena ia memakai rok.

Melawan ArusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang