Damar membutuhkan bantuan Danis untuk proyek yang dikerjakannya saat ini. Danis dibutuhkan untuk rancang bangun jembatan sebab proyek kali ini untuk pembangunan Mall yang disertai dengan pembangunan jembatan layang, agar mempermudah masyarakat yang akan menyeberang jalan untuk ke mall tersebut.
Di samping itu, pihak klien mencoba membantu program pemerintah yang memudahkan para penyandang disabilitas. Jembatan layang yang dibangun tidak hanya bisa digunakan oleh para customer yang akan ke mall tersebut namun juga oleh masyarakat lain yang akan menyebrang jalan. Di samping untuk mempermudah para penyandang disabilitas, pembangunan jembatan layang ini mengurang resiko kemacetan kecelakaan karena jalan yang harus dilalui para pejalan kaki mempunyai kepadatan lalu lintas kendaraan yang sangat padat. Maklum, jalan ini merupakan jalur utama antar kota bahkan antar propinsi.
"Menurut kalian gimana kalau jembatan layang kali ini didesain nggak cuma untuk membantu para penyebrang tapi saya ingin jembatan ini juga dibikin nyaman. Jadi saya ingin desain jembatan ini dibuat seperti lorong di sebuah ruangan tapi versi outdoor.", Danis mencoba menyampaikan keputusan tim-nya perihal jembatan rancangannya.
"Jadi, maksud kamu nggak cuma sekedar jembatan biasa cuma buat pejalan kaki untuk nyebrang tapi juga ada unsur estetik gitu?", Tanya Damar menanggapi Danis.
"Iya, Dam dan dari segi marketing bisa menambah jumlah pengunjung, 'kan kita tahu tujuan pengunjung ke sebuah Mall itu macam-macam. Mana Mall ini juga dibangun sekaligus bersebelahan sama hotelnya juga. Membuat nilai tambah yang lebih lagi. Biar nggak mainstream dibanding Mall lain di kota lain."
"Lagipula, tim kita udah pernah diskusi ini ke pihak developer dan manajemen tim dari grup itu sama kuasa hukumnya juga dan final decision-nya dapat big agree kalau jembatan ini jadi ikonik aja untuk Mall ini. Kita tahu di kota ini meski udah masuk urban city tapi fasilitas jembatan penyeberangannya cuma beberapa. So, human in this city must be excited about this bridge. I'm big sure about it.", lanjut Danis.
Pembicaraan terus berlanjut dan Mala selaku anak intern mempelajari banyak hal dalam rapat proyek pertama di dalam hidupnya. Proyek besar lebih tepatnya dengan uang yang besar pula tentunya. Akan menjadi big project karena yang dibangun adalah gedung di atas empat lantai. Gambar desain dengan revisi jutaan kali sudah terpampang nyata di depan mata Mala. Ini akan memakan tenaga, waktu dan uang. Jika tim tidak profesional dan bekerja efisien akan menjadi aib besar dalam sejarah karir kehidupan seorang disainer gedung, arsitektur bahkan civil engineering-nya sebab uang yang dihamburkan sudah bermain-main di satuan miliar bahkan triliun jika digabungkan dengan jembatan yang menjadi ikon mall tersebut.
Mala yang bergerak di bidang teknik sipil akhirnya diputuskan akan lebih banyak berperan dan berdiskusi dengan Danis sebab mereka konsen pada pembangunan jembatan. Dia diberikan tugas penting sebelum merancang bentuk jembatan yang akan membawa dirinya untuk sering-sering survei lapangan.
Sebuah gambaran pekerjaan yang dulunya hanya bisa dilakukan di dalam kelas dan lab, yang hanya bisa dikira-kira di atas kertas dan sudah selesai begitu saja, menjadikan ilmu dari pekerjaanya saat ini sangat bermanfaat untuk Mala. Mulai dari memperhitungkan struktur tanah, keadaan geografis, memilih bahan baku, memperhitungkan dan mendalami dampak sosial dari diadakannya pembangunan jembatan tersebut, pembuatan jembatan dan hal yang tidak kalah pentingnya yaitu cara merawat jembatan yang sudah selesai tersebut. Untungnya, untuk perhitungan biaya dan manajemen kontrak konstruksi diselesaikan oleh Danis sendiri. Jadi, ini masih hal yang bisa dilakukan Mala meski butuh bantuan dan bimbingan tapi tidak banyak dan dia bisa mempelajarinya sambil jalan.
Nggak terlalu malu-maluin bangetlah ya, kerja sama mantan, pikir Mala. Motivasi untuk terlihat jauh lebih baik dan pembuktian kepada dirinya sendiri, bahwa Mala yang sekarang sudah sangat berbeda dengan Mala yang dulu.
Jam kerja yang terbatas jikalau dibandingkan dengan deadline dari klien, menjadikan kolaborasi Mala di tim Danis menjadi sangat profesional. Tidak ada waktu untuk baper kembali ke masa lalu atau menanyakan kabar masing-masing. Tapi, entahlah itu hanya sebentuk keadaan yang disebut menghindar agar menjadi baik-baik saja dengan semuanya atau memang kedewasaan mereka yang sudah berdamai dengan masa lalunya masing-masing. Hanya waktu yang bisa membuktikan kebenaran dari itu semua.
Damar yang cukup sibuk karena beban pekerjaan untuk mega proyek yang dihadapinya pun tak menyadari bahwa membawa Mala di dalam kehidupannya akan merubah prinsip idelismenya yang dia pegang teguh, membawa pusaran itu bersamaan dengan Danis dan Mala yang akan terlibat di dalamnya. Menjadikan para makhluk Tuhan ini sadar bahwa segala hal tidak bisa selalu berjalan dengan keinginan manusia masing-masing.
Sejenak, Tuhan memberikan kesempatan untuk angin bertiup sejuk dan sepoi-sepoi agar mahkluk-Nya mempersiapkan diri dan mempunyai amunisi dan segala solusi apabila angin yang bertiup tenang tetiba menghantam keras karena perubahan arah dan kecepatan secara radikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Say NO
Short Story"Bukannya dia anak bangsawan ningrat yang membenci kaum urban macam aku gini. Cewek urakan ke mana-mana sama laki beda-beda. Terserah sih, kalau aku mah se-bodo amat." -Mala, pemagang kelas teri yang memaksakan diri mengikuti arus ala anak milenial...