1| Awal.

56 32 57
                                    

Bismilahhirohmannirohim.

Assalamualaikum semua. Ini cerita pertamaku sebagai penulis. Semoga kalian suka.

Untuk kenyamanan membaca, karakter cerita disesuaikan imajinasi kalian. Terimakasih.
____________________________________

Malam hari yang indah dengan bintang yang bertaburan di angkasa. Angin yang bertiup lembut membuat suasana menjadi tenang dan damai. Bahkan sinar rembulan yang cerah membuat malam ini menjadi lebih indah.

Terlihat seorang pria dengan hodie putih hitam, topi hitam, celana lefis biru, sepatu hitam putih, dia juga menggunakan earpone hitam di kedua telinganya. Berdiri dengan apiknya di pinggiran atas gedung yang tinggi.

Terlihat wajah sang pria dengan kulit putih bersih yang terpapar sinar rembulan malam ini.

Rambut hitam berponi semata, mata coklat, hidung mancung, pipi yang tirus dan bibir berwarna pink. Tinggi sekitar 178 cm.

"Apa aku pantas?", sepotong kalimat yang terucap dari mulutnya.

Dia terlihat frustasi dan mulai melangkah untuk terjun bebas dari puncak atap gedung itu.

Saat kakinya sudah mulai melangkah seketika seluruh tubuhnya ikut terjun. Dia juga menutup matanya saat terjun.

Tetapi matanya terbuka ketika sebuah tangan kecil memegang tangannya itu. Tangan yang dihiasi jam tangan hitam dan beberapa gelang yang sangat indah.

Pria itu mendongakan kepalanya dan terlihat wajah seorang gadis yang terlihat imut karena wajahnya yang seperti anak anak. Rambut yang terurai membuat wajahnya tidak terlihat dari samping kanan maupun kiri.

Tangannya terus memegang tangan dari pria itu dan berusaha menariknya kembali, dan menyelamatkan hidup sang pria.

Karena merasa tangannya sudah tidak kuat. Dia memegang tangan pria itu dengan kedua tangannya. Dan kedua kakinya menghimpit tiang yang berposisi horisontal di pinggirran atap gedung. Lalu dia menarik pria itu dan berakhir pria itu jatuh di samping gadis tersebut. Gadis itu masih berdiri sedangkan sang pria sudah terjatuh di hadapannya.

Terlihat gadis itu menggunakan hodie biru tua, celana hitam panjang. Rambut hitam dan ujung rambutnya yang agak kemerahan saat terkena sinar matahari. Mata coklat dan hidung agak mancungnya. Pipi agak cabi. Kulit putih tapi tidak seputih pria di depannya. Dengan sepatu hitam yang menghiasi kakinya. Tinggi sekitar 168 cm.

"HEI APA KAU GILA! KENAPA KAU INGIN BUNUH DIRI HAH?", teriak gadis dihadapan pria itu.

"Kau sendiri kenapa menyelamatkan ku hah", kata pria itu dingin. Berusaha membuat sang gadis diam dan takut. Tapi nihil.

"APAH. Lo berusaha buat gue takut gitu? Maaf ya tuan. Aku tidak takut. Apa kau kira dengan cara kau bunuh diri semua akan selesai begitu saja hah?", kata sang gadis dengan ekspresi marahnya.

"Apa urusan lo sih", kata sang pria.

"Hemm. Apa lo nggak mikirin perasaan orang yang bakal lo tinggal hah", kata sang gadis. Pria yang mendengar kalimat sang gadis membuatnya berdiri dan melihat wajah cantik gadis itu.

"Orang tua gue nggak perna nganggap gue. Dan gue udah nggak punya siapa siapa lagi di dunia ini", jawabnya. Gadis yang mendengar hal itu langsung diam. Tapi otaknya memiliki akal agar pria di depannya tidak berfikir untuk bunuh diri.

"Bagai mana seorang teman, sahabat. Lo juga nggak punya?", tanya gadis itu. Dan dijawab gelengan kepala oleh pria itu.

"Semua sudah tiada bagiku", kata pria itu.

Gadis yang mendengar kalimat dari sang pria hanya menatapnya bingung.

"Hmm, kalo gitu anggap gue temen lo. Dan pikirkan perasaan gue saat temen gue pergi", kata sang gadis.

4-Get All The Problems [919]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang